Sudah empat tahun Rochim, warga Prigen-Kabupaten Pasuruan melawan asam lambung dan penyakit jantungnya.
Ditemui saat rawat inap di Rumah Sakit Mitra Sehat Medika (MSM) Pandaan, dia terlihat tegar meskipun cobaan datang padanya. Ditemani istrinya, Muawanah, suami bercerita banyak mengenai penyakitnya.
"Awal sakitnya dari empat tahun lalu. Waktu itu sering merasa pusing terus mual. Ke dokter lumayan sering karena saya seperti tak bisa lepas dari obat. Pas dirujuk ke rumah sakit akhirnya ketemu penyakit saya. Dokter bilang kalau saya terkena asam lambung dan harus mulai jaga pola makan. Sedih sekali karena sampai sekarang saya belum sembuh total," kata Rochim.
Sebelum rawat inap di Rumah Sakit MSM, Rochim merasakan perut kembung berkali-kali. Hingga pada suatu ketika ia mengalami muntah.
Kondisi ini ia rasakan selama sepekan. Akibatnya, ia dilarikan ke Klinik Mitra Husada 125 Prigen.
Karena indikasi medis, dokter memberinya rujukan ke rumah sakit. Sesampainya di sana, ia langsung mendapat penanganan medis. Tak butuh waktu lama untuk ia mendapat ruangan sesuai dengan kelasnya.
"Dari Klinik terus dapat rujukan ke sini. Yang saya rasakan waktu itu lemas, apa yang saya makan pasti keluar (muntah, red). Satu mingguan saya seperti itu dan baru ada perkembangan pas di sini. Alhamdulillah, soal ruangan cepat dapatnya. Kelasnya juga sesuai sama kelas yang saya bayar tiap bulan. Ngurus administrasinya juga tak lama," tukasnya.
Rochim yang merasakan langsung manfaat program JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat) mengaku puas dengan segala layanan yang diberikan rumah sakit. Ia bersyukur telah menjadi bagian program tersebut sejak lama.
Ditemui saat rawat inap di Rumah Sakit Mitra Sehat Medika (MSM) Pandaan, dia terlihat tegar meskipun cobaan datang padanya. Ditemani istrinya, Muawanah, suami bercerita banyak mengenai penyakitnya.
"Awal sakitnya dari empat tahun lalu. Waktu itu sering merasa pusing terus mual. Ke dokter lumayan sering karena saya seperti tak bisa lepas dari obat. Pas dirujuk ke rumah sakit akhirnya ketemu penyakit saya. Dokter bilang kalau saya terkena asam lambung dan harus mulai jaga pola makan. Sedih sekali karena sampai sekarang saya belum sembuh total," kata Rochim.
Sebelum rawat inap di Rumah Sakit MSM, Rochim merasakan perut kembung berkali-kali. Hingga pada suatu ketika ia mengalami muntah.
Kondisi ini ia rasakan selama sepekan. Akibatnya, ia dilarikan ke Klinik Mitra Husada 125 Prigen.
Karena indikasi medis, dokter memberinya rujukan ke rumah sakit. Sesampainya di sana, ia langsung mendapat penanganan medis. Tak butuh waktu lama untuk ia mendapat ruangan sesuai dengan kelasnya.
"Dari Klinik terus dapat rujukan ke sini. Yang saya rasakan waktu itu lemas, apa yang saya makan pasti keluar (muntah, red). Satu mingguan saya seperti itu dan baru ada perkembangan pas di sini. Alhamdulillah, soal ruangan cepat dapatnya. Kelasnya juga sesuai sama kelas yang saya bayar tiap bulan. Ngurus administrasinya juga tak lama," tukasnya.
Rochim yang merasakan langsung manfaat program JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat) mengaku puas dengan segala layanan yang diberikan rumah sakit. Ia bersyukur telah menjadi bagian program tersebut sejak lama.
Menurutnya, jumlah iuran yang ia bayarkan tiap bulan terkesan kurang jika disandingkan dengan biaya rawat inap yang berbulan-bulan.
"Leganya ya pas sudah punya BPJS (Kesehatan) ini. Sejak dulu memang sudah punya niatan buat dan kebetulan Allah kasih cobaan seperti ini, jadi tak sampai bingung soal biaya. Saya sendiri di kelas 2 dan bayarnya 100 ribu per bulan, tapi saya pikir ini seperti kurang kalau melihat 4 tahun saya berulang kali masuk rumah sakit. Puas lah, pelayanan di sini juga bagus. Selama saya pakai BPJS (Kesehatan) tak ada kendala," tuturnya.
Lebih lanjut ia berterima kasih dengan hadirnya BPJS Kesehatan. Baginya, kekhawatiran biaya rumah sakit mahal sudah bukan lagi persoalan utama. Dengan menjadi peserta JKN-KIS dan rutin membayar iuran, akses pelayanan kesehatan jadi mudah tanpa kendala. Rochim berharap kebaikan program JKN-KIS yang sekarang bisa terus dirasakan sepanjang masa. (*)
"Leganya ya pas sudah punya BPJS (Kesehatan) ini. Sejak dulu memang sudah punya niatan buat dan kebetulan Allah kasih cobaan seperti ini, jadi tak sampai bingung soal biaya. Saya sendiri di kelas 2 dan bayarnya 100 ribu per bulan, tapi saya pikir ini seperti kurang kalau melihat 4 tahun saya berulang kali masuk rumah sakit. Puas lah, pelayanan di sini juga bagus. Selama saya pakai BPJS (Kesehatan) tak ada kendala," tuturnya.
Lebih lanjut ia berterima kasih dengan hadirnya BPJS Kesehatan. Baginya, kekhawatiran biaya rumah sakit mahal sudah bukan lagi persoalan utama. Dengan menjadi peserta JKN-KIS dan rutin membayar iuran, akses pelayanan kesehatan jadi mudah tanpa kendala. Rochim berharap kebaikan program JKN-KIS yang sekarang bisa terus dirasakan sepanjang masa. (*)