Surabaya (ANTARA) - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Surabaya resmi berganti menjadi Universitas Hayam Wuruk Perbanas berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 126/E/O/2021 tanggal 9 April 2021.
"Pemilihan nama menjadi Universitas Hayam Wuruk Perbanas karena Hayam Wuruk adalah raja dari Majapahit yang dapat menyatukan Nusantara. Ada spirit kejayaan di sana sehingga kami ingin meniru kejayaan Raja Hayam Wuruk," kata Rektor Universitas Hayam Wuruk Perbanas Dr. Yudi Sutarso, S.E., M.Si., di Surabaya, Jumat.
Yudi mengatakan nama Hayam Wuruk juga membawa spirit keindonesiaan yang mencerminkan orisinalitas Indonesia. Jadi, meskipun memiliki visi global, namun nilai dasar universitas tetap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila.
"Apalagi saat Hayam Wuruk memimpin Majapahit, Bhineka Tunggal Ika dilahirkan. Hal ini menjadi spirit baru bagi kami," katanya.
Pihaknya berharap pergantian ini dapat menjadikan Universitas Hayam Wuruk Perbanas yang dulunya school of banking berkembang ke teknik dan informatika, karena bidang teknik ini menunjang perkembangan bisnis lewat teknologi.
"Kami punya laboratorium banking yang juga sudah kami ubah menjadi digital. Mahasiswa kalau praktik bisa secara daring juga sekarang. Ini modal besar kami menjadi fintech," ucapnya.
Ditargetkan dalam lima atau 10 tahun ke depan Universitas Hayam Wuruk Perbanas dapat berkembang ke bisnis industri ke arah teknologi keuangan.
"Jangka panjangnya kami ingin berkembang sepenuhnya menjadi universitas dengan berbagai konsentrasi program studi," katanya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VII Prof. Dr. Ir. Soeprapto, DEA., mengatakan Universitas Hayam Wuruk Perbanas menjadi salah satu dari 15 lembaga yang berubah nama atau merger hingga tahun 2021 ini.
"Sejak tiga tahun lalu, memang gencar perguruan tinggi berubah nama atau merger. Mulai dari Situbondo ada empat perguruan tinggi berubah menjadi satu perguruan tinggi dengan nama baru. Sementara di Perbanas ini berubah nama dan bertambah prodinya," katanya.
Soeprapto mengemukakan poses perubahan nama terbilang cepat, karena akreditasi institusi sudah A. Di Jatim, dari 328 perguruan tinggi swasta, hanya ada tujuh yang terakreditasi A, lainnya masih akreditasi B.
"Universitas Hayam Wuruk saat ini masih berakreditasi A, sesuai dengan lembaga yang lama. Dengan berubah menjadi universitas, yang dulunya identik dengan perbankan, akuntansi dan ekonomi syariah, sekarang berkembang ke sistem informasi dan juga desain," ucapnya.