Jember (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur melakukan karantina terhadap puluhan pekerja migran Indonesia di Hotel Kebonagung yang merupakan hotel milik pemkab setempat.
Sebanyak 51 pekerja migran Indonesia asal Jember itu pulang ke kampung halamannya menjelang Lebaran (Idul Fitri) 1422 Hijriah dan telah menjalani karantina serta dites usap COVID-19 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya terlebih dahulu. dan setelah hasilnya negatif baru Dinas Perhubungan Jember menjemput pekerja migran tersebut.
"Pada Jumat (7/5) sebanyak 31 orang dan Sabtu (8/5) sebanyak 20 orang. Semuanya dikarantina di Hotel Kebonagung," kata Bupati Jember Hendy Siswanto di Jember, Minggu.
Awalnya, Pemkab Jember tidak memberlakukan karantina terhadap pekerja migran yang datang. Namun, kebijakan karantina mulai diterapkan sejak pekan pertama awal Mei 2021 seiring dengan munculnya mutasi virus corona atau varian baru B.1.1.7 dari Inggris, kemudian B.1.617 dari India, dan B.1.351 dari Afrika Selatan.
"Di Jawa Timur sudah muncul di Mojokerto, sehingga kami harus waspada terhadap kedatangan pekerja migran Indonesia ke Jember. Mereka harus menjalani tes swab dan karantina terlebih dahulu," kata Hendy Siswanto.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Jember dr. Wiwik Supartiwi mengatakan puluhan pekerja migran itu akan menjalani karantina selama lima hari yakni dua hari di Asrama Haji Sukolilo dan setelah menjalani tes usap dengan hasil negatif maka akan dikarantina di Jember selama tiga hari.
"Pada hari ketiga di Jember akan dilakukan tes usap kedua. Apabila hasilnya negatif maka mereka akan dipulangkan ke rumahnya untuk menjalani isolasi mandiri dengan diawasi Satgas di tingkat desa," katanya.
Dinkes Jember, lanjut dia, harus benar-benar waspada terhadap ppara pekerja migran baik dari luar negeri maupun dari daerah tetangga, karena angka persebaran kasus COVID-19 di Jember juga masih fluktuatif.
"Saat ini kapasitas Hotel Kebonagung masih cukup untuk menampung 51 pekerja migran Indonesia yang pulang kampung karena kapasitasnya sekitar 66 kamar," ujarnya.
Berdasarkan data Pemprov Jatim, sebanyak 14 ribu pekerja migran Indonesia asal Jawa Timur yang mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah dan jumlah tersebut meningkat signifikan dibandingkan pada periode Lebaran tahun lalu yang mencapai 2.100 orang.
"Pekerja migran Indonesia asal Jember terus berdatangan, sehingga kami harus waspada terhadap varian baru virus Corona yang berasal dari sejumlah negara," demikian Wiwik Supartiwi.