Madiun (ANTARA) - Menanti kelahiran sang buah hati menjadi hal yang sangat menegangkan bagi pasangan muda Andri Adi Pratama dan Febri Yuliana. Warga Kota Madiun tersebut sedang dilanda perasaan bahagia karena penantiannya telah usai dengan lahirnya sang buah hati berjenis kelamin laki-laki dalam keadaan sehat di Rumah Sakit Santa Clara Madiun.
Febri Yuliana merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang berasal dari segmen Pekerja Penerima Upah, karena sang suami merupakan seorang pekerja swasta di salah satu perusahaan.
Oleh karena itu, mulai dari pemeriksaan kandungan hingga proses persalinan tersebut Febri, semuanya menggunakan kartu JKN-KIS.
"Usia kandungan saya masih 37 minggu, tapi karena keadaan air ketuban yang sudah pecah terlebih dahulu maka disarankan oleh dokter untuk segera melakukan tindakan caesar," kata Febri membuka cerita.
Perempuan 21 tahun tersebut awalnya mengaku bingung dengan biaya yang dibutuhkan jika harus menjalani operasi caesar mengingat jika tidak menggunakan JKN-KIS pasti biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit.
Akan tetapi, karena dari awal pemeriksaan ia sudah menyatakan sebagai peserta JKN-KIS, maka biaya persalinan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
"Alhamdulillah prosesnya lancar, saya dan anak saya dalam kondisi sehat tanpa kurang suatu apapun. Pelayanan dari rumah sakit juga baik. Tidak ada perbedaan dalam cara melayani semua pasien. Baik itu pasien dari peserta JKN-KIS maupun pasien umum," ungkap Febri.
Febri berharap agar program jaminan kesehatan yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan ini akan selalu ada untuk melindungi masyarakat Indonesia dalam hal kesehatan.
Tidak ada lagi perasaan takut untuk berobat ke fasilitas kesehatan. Baik takut akan pelayanan kesehatan yang akan diperoleh ataupun takut akan biaya yang akan dikeluarkan.
"Oleh karena itu, untuk yang belum menjadi peserta JKN-KIS, segeralah mendaftar. Nanti pasti akan merasakan sendiri betapa bermanfaatnya kita memiliki jaminan kesehatan yang bisa digunakan kapanpun dan dimanapun. Jangan menghitung iuran yang kita bayarkan, tapi pikirkan manfaat apa aja yang kita dapatkan," tutup Febri. (*)