Menteri Perdagangan M. Lutfi mendorong perluasan pasar ekspor untuk produk furnitur atau mebel, terutama di masa pandemi COVID-19 saat ini.
"Keberadaan PT Integra sangat penting karena termasuk salah satu pabrik penghasil furnitur terbesar di Indonesia dengan pasar utamanya adalah luar negeri atau mayoritas hasil produksinya adalah ekspor," kata Lutfi usai melepas ekspor furnitur tujuan Amerika Serikat hasil produksi PT Integra Indocabinet di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa.
Mendag Lutfi berjanji akan membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi industri untuk meningkatkan ekspor yang lebih besar lagi.
Menurutnya, selain ke AS, ekspor produk mebel juga ke negara lain, seperti China yang pasarnya masih terbuka lebar.
"Ini ada namanya value change, dari sistemnya kami perbaiki supaya harga ongkos melaksanakan bisnis itu bisa lebih murah, lebih mudah dan lebih baik. Saya akan menunjuk satu orang wakil yang bertanggung jawab untuk PT Integra ini untuk bisa memastikan ekspor lebih besar lagi," katanya.
Lutfi juga membantah jika pasokan bahan baku di Indonesia lebih sulit dibanding dengan Vietnam. Justru peluang ekspor ke Amerika Serikat semakin terbuka lebar karena pesaing Indonesia, yakni Vietnam yang merupakan salah satu negara pengekspor mebel terbesar, saat ini tengah menghadapi sanksi dari Amerika Serikat.
"Vietnam tengah mendapatkan sanksi dari Amerika karena dinilai mendapatkan bahan baku kayu secara ilegal," kata Lutfi.
Pada kesempatan itu, CEO PT Integra Indocabinet Halim Rusli mengatakan masa pandemi COVID-19 menyebabkan banyak industri sulit mencari pasar dan bahkan banyak yang gulung tikar.
"Setiap bulan kami mampu mengekspor seribu kontainer furnitur. Pasar utamanya adalah Amerika Serikat. Lebih dari 85 persen hasil produksi furnitur merupakan pesanan luar negeri. Rata-rata nilai ekspor dalam satu tahun mencapai Rp4 triliun," ujarnya.