Madiun (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Jawa Timur masih mendata jumlah kerugian akibat bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah setempat pada Kamis (15/4).
"Saat ini tim jitupasna atau pengkajian kebutuhan pascabencana masih mendata untuk menghitung kerugian," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Muhamad Zahrowi di Madiun, Minggu.
Menurut ia, untuk mendata kerugian tersebut, pihaknya tidak bekerja sendirian. BPBD menggandeng dinas-dinas terkait, di antaranya Dinas Pertanian guna mendata kerugian akibat lahan sawah petani yang terendam banjir.
Selain itu, juga melibatkan Dinas Sosial setempat guna mendata jumlah korban atau kepala keluarga (KK) yang terendam banjir dan penyaluran bantuan dan Dinas PUPR untuk mendata sejumlah infrastruktur yang rusak sakit banjir, seperti jembatan hingga tanggul atau dam.
BPBD Kabupaten Madiun mencatat banjir kali ini melanda sejumlah desa di empat kecamatan, yakni Kecamatan Saradan, Mejayan, Pilangkenceng, dan Balerejo.
Selain banjir, sejumlah wilayah di Kabupaten Madiun juga dilanda longsor, yakni di Kecamatan Wonoasri, Wungu, dan Dagangan.
Meski banjir telah surut, pihak BPBD setempat terus mengimbau warga di daerah rawan banjir dan bencana longsor untuk tetap waspada jika sewaktu-waktu curah hujan tinggi.