Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Ramadhan Harisman mengatakan jamaah calon haji akan melakukan sedikitnya tiga kali Swab PCR apabila pemerintah Arab Saudi membuka penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
"Jika Saudi mengizinkan keberangkatan haji Indonesia, setidaknya jamaah calon haji (calhaj) akan melakukan tiga kali Swab PCR," ujar Harisman dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Menag siap berangkatkan calon jamaah haji tahun ini
Ia menjelaskan Swab PCR pertama dilakukan paling lambat 2x24 jam sebelum terbang ke Arab Saudi. Kemudian swab kedua dilakukan saat tiba di Arab Saudi. Terakhir, swab dilakukan lagi menjelang pulang ke Tanah Air.
Baca juga: KJRI: Arab Saudi belum sampaikan resmi soal penyelenggaraan haji
Selain Swab PCR, jamaah juga harus melakukan swab nntigen. Swab antigen ini dilakukan menjelang masuk asrama haji. "Sebab, jamaah saat akan masuk asrama harus membawa bukti negatif hasil swab antigen," kata dia.
Begitu pula dengan vaksinasi, Ramadhan menegaskan semua calhaj dan petugas haji 1442H/2021M wajib divaksinasi. Kemenag telah berkoordinasi dengan Kemenkes terkait vaksinasi calhaj yang sudah melunasi biaya haji 2020.
"Alhamdulillah, calhaj yang sudah melunasi biaya haji 2020 dan usianya di atas 60 tahun, sudah masuk prioritas vaksinasi untuk kategori lansia. Targetnya 31 Maret, dua kali dosis vaksin sudah disuntikkan ke para calhaj," ujarnya.
Sementara bagi calhaj yang sudah melunasi biaya haji 2020 dan usianya di bawah 60 tahun, berdasarkan hasil koordinasi dengan Kemenkes, mereka akan masuk ke kategori rentan. Sebab, mereka akan melakukan perjalanan jauh ke luar negeri.
"Insya-Allah calhaj yang sudah melunasi biaya haji 2020, akan divaksin dan dijadwalkan pada akhir Mei semua sudah divaksinasi," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta jajarannya agar mempersiapkan skenario penyelenggaraan haji di tengah pandemi COVID-19 sedetail mungkin, karena menyangkut keselamatan para calhaj.
"Siapkan secara detail. Saya harap pelaksanaan haji benar-benar detail persiapannya. Jangan ada yang terlewat sedikit pun, karena terkait keselamatan jamaah. Demi keselamatan jamaah, siapkan sedetail mungkin," ujar Menag.
Menag mengatakan pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan kehidupan. Perubahan itu antara lain, ada pembatasan, termasuk dalam kegiatan keagamaan yang bersifat massal.
"Pembatasan juga terjadi dalam penyelenggaraan haji dan umrah sejak tahun lalu. Itu bisa menjadi pelajaran dalam persiapan, jika haji dibuka tahun ini," ujar Menag Yaqut. (*)
Jamaah dites usap PCR tiga kali jika ibadah haji dibuka
Rabu, 31 Maret 2021 14:44 WIB