Bermula dari pengalaman kurang mengenakkan di salah satu fasilitas kesehatan terkait kepastian penjaminan, Mochammad Sahid memutuskan bergabung menjadi Kader JKN pada bulan Mei 2017. Pria asal Lamongan ini berharap dengan menjadi Kader JKN, ia dapat membantu masyarakat Sidoarjo jika ke depannya mengalami kendala terkait pelayanan di fasilitas Kesehatan.
"Ya itu, bermula dari saya datang ke kantor BPJS Kesehatan, malah ditawari oleh pimpinan di BPJS Kesehatan untuk menjadi Kader JKN. Intinya, saya ingin membantu peserta, jangan sampai ada Peserta JKN-KIS yang dikecewakan oleh program ini," kata Sahid.
Menjelang tahun keempatnya menjadi Kader JKN, berbagai macam pengalaman telah ia rasakan. Yang sangat teringat olehnya adalah pengalaman saat ia berkunjung ke salah seorang peserta binaan yang berprofesi sebagai tenaga pengamanan salah satu minimarket di Sidoarjo.
Ketika Sahid menyampaikan perihal tunggakan iuran JKN-KIS, peserta tersebut marah ke Sahid dan menyatakan tidak bersedia membayar. Saat itu Sahid hanya mendiamkan peserta tersebut sambil memberikan pengertian terkait tunggakan yang tetap harus dibayar karena dikhawatirkan akan butuh di masa mendatang.
Beberapa saat kemudian, anggota keluarga peserta yang bersangkutan menghubungi dirinya meminta bantuan melunasi tunggakan iuran karena akan digunakan untuk berobat.
"Istrinya telepon saya menyampaikan mau operasi dan dikenakan biaya banyak. Jadi mau melunasi tunggakan JKN-KIS nya saja. Itulah lucunya. Karena butuh ya terpaksa dilunasi walau dengan catatan karena mau dipakai operasi. Saya bantu sambil pelan-pelan saya edukasi, sekarang yang bersangkutan telah rutin membayar iurannya," kenang Sahid.
Berbagai macam pengalaman tersebut membuat Sahid merasa telah memiliki banyak saudara baik dari sesama Kader JKN maupun dari peserta binaannya. Karena sering membantu mengurus kepesertaan JKN-KIS masyarakat di wilayah binaannya, semakin lama peserta binaannya tersebut telah menjadi saudara bagi Sahid. Untuk itu ia berharap agar Program JKN-KIS ini dapat berjalan semakin baik ke depannya.
"Semoga BPJS Kesehatan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas Kesehatan yang bekerjasama. Dan fasilitas Kesehatan dapat memberikan pelayanan yang sama dan rata bagi seluruh masyarakat," tambahnya.
Untuk Peserta JKN-KIS, Sahid menyatakan permohonannya agar rutin dan tepat waktu membayar iuran JKN-KIS. Karena dengan membayar iuran rutin dan tepat waktu, secara otomatis juga membantu membiayai peserta lain yang sedang mendapatkan pelayanan Kesehatan di fasilitas Kesehatan.
"Sedangkan untuk peserta yang sudah menunggak, bisa mengikuti program-program yang diberikan oleh BPJS Kesehatan untuk memudahkan. Contohnya Relaksasi Iuran di tahun 2020 kemarin. Kami juga mohon agar BPJS Kesehatan menyelenggarakan program tersebut Kembali dan memperbanyak sosialisasi agar dapat diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat," katanya. (*)
"Ya itu, bermula dari saya datang ke kantor BPJS Kesehatan, malah ditawari oleh pimpinan di BPJS Kesehatan untuk menjadi Kader JKN. Intinya, saya ingin membantu peserta, jangan sampai ada Peserta JKN-KIS yang dikecewakan oleh program ini," kata Sahid.
Menjelang tahun keempatnya menjadi Kader JKN, berbagai macam pengalaman telah ia rasakan. Yang sangat teringat olehnya adalah pengalaman saat ia berkunjung ke salah seorang peserta binaan yang berprofesi sebagai tenaga pengamanan salah satu minimarket di Sidoarjo.
Ketika Sahid menyampaikan perihal tunggakan iuran JKN-KIS, peserta tersebut marah ke Sahid dan menyatakan tidak bersedia membayar. Saat itu Sahid hanya mendiamkan peserta tersebut sambil memberikan pengertian terkait tunggakan yang tetap harus dibayar karena dikhawatirkan akan butuh di masa mendatang.
Beberapa saat kemudian, anggota keluarga peserta yang bersangkutan menghubungi dirinya meminta bantuan melunasi tunggakan iuran karena akan digunakan untuk berobat.
"Istrinya telepon saya menyampaikan mau operasi dan dikenakan biaya banyak. Jadi mau melunasi tunggakan JKN-KIS nya saja. Itulah lucunya. Karena butuh ya terpaksa dilunasi walau dengan catatan karena mau dipakai operasi. Saya bantu sambil pelan-pelan saya edukasi, sekarang yang bersangkutan telah rutin membayar iurannya," kenang Sahid.
Berbagai macam pengalaman tersebut membuat Sahid merasa telah memiliki banyak saudara baik dari sesama Kader JKN maupun dari peserta binaannya. Karena sering membantu mengurus kepesertaan JKN-KIS masyarakat di wilayah binaannya, semakin lama peserta binaannya tersebut telah menjadi saudara bagi Sahid. Untuk itu ia berharap agar Program JKN-KIS ini dapat berjalan semakin baik ke depannya.
"Semoga BPJS Kesehatan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas Kesehatan yang bekerjasama. Dan fasilitas Kesehatan dapat memberikan pelayanan yang sama dan rata bagi seluruh masyarakat," tambahnya.
Untuk Peserta JKN-KIS, Sahid menyatakan permohonannya agar rutin dan tepat waktu membayar iuran JKN-KIS. Karena dengan membayar iuran rutin dan tepat waktu, secara otomatis juga membantu membiayai peserta lain yang sedang mendapatkan pelayanan Kesehatan di fasilitas Kesehatan.
"Sedangkan untuk peserta yang sudah menunggak, bisa mengikuti program-program yang diberikan oleh BPJS Kesehatan untuk memudahkan. Contohnya Relaksasi Iuran di tahun 2020 kemarin. Kami juga mohon agar BPJS Kesehatan menyelenggarakan program tersebut Kembali dan memperbanyak sosialisasi agar dapat diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat," katanya. (*)