Gresik, Jatim (ANTARA) - Vaksinasi tahap kedua baru saja berlangsung di sejumlah daerah di Jawa Timur yang melibatkan tokoh ulama, TNI dan Polri, serta pelayan publik, termasuk insan pers.
Diharapkan, vaksinasi mampu membentuk kekebalan tubuh atau imunitas nasional sesuai yang diinginkan pemerintah.
Tentunya, proses perjalanan vaksinasi hingga mencapai tahap kedua ini tidaklah mudah. Masih banyak suara sumbang menolak program ini, sehingga membuat beberapa orang yang menjalani vaksinasi tahap kedua tersebut sempat terpengaruh dan muncul asumsi negatif.
Sebut saja, Willy Abraham. Pria yang juga wartawan di salah satu media terbesar di Jawa Timur ini awalnya enggan untuk melakukan vaksinasi yang dijatahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik kepada dirinya di tahap kedua.
Pagi itu, Selasa (23/2) tepatnya, di Markas Polres (Mapolres) Gresik dilakukan vaksinasi oleh Dinkes setempat kepada anggota Polri ditambah dengan wartawan yang bertugas di kota itu yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Gresik.
Willy, sapaan akrabnya, datang sejak pagi di lokasi vaksinasi dan berniat untuk mengambil nomor antrean lebih dahulu.
Pria asal Pasuruan ini pun bergegas dan menyalakan mesin motornya untuk melaju kencang dari Kantor PWI Gresik di Jalan Ais Nasution menuju Mapolres Gresik di Jalan Wahidin Sudiro Husodo atau berjarak sekitar lima kilometer.
Sesampainya di lokasi, Willy pun bertemu sejumlah rekan yang tergabung dalam PWI Gresik untuk bersama-sama melakukan vaksinasi. Kekhawatiran semakin terlihat, ketika nomor antrean sudah ada di tangan. Mondar-mandir dari tempat duduk ke tempat duduk lainnya, upaya ini ia lakukan agar membuat ayah satu anak itu lebih tenang.
Kekhawatiran semakin dirasakan, karena dia mengaku sejak SMP sudah "kapok" atau trauma dengan jarum suntik, ditambah dengan adanya informasi kurang menyenangkan yang sering dia terima mengenai efek samping vaksinasi, sebut saja di Kota Malang, yakni beberapa tenaga kesehatan mengalami kondisi ikutan pasca-imunisasi (KIPI), seperti mual-mual, diare, pusing berlebihan.
Namun demikian apalah daya, proses pemanggilan pun berlanjut dan tibalah Willy melakukan vaksinasi setelah melalui beberapa tahap penapisan dan dinyatakan lolos.
Ia berteriak, "Waduh!". Teriakan itu, sontak meramaikan ruangan vaksinasi di Mapolres Gresik yang baru beberapa bulan diresmikan. Tajamnya jarum vaksin itu pun menyentuh kulit tebal Willy, beberapa dokter coba menenangkannya, bahkan ada juga yang mengajak bercanda dengan menempelkan tangannya ke kulit Willy, seolah proses suntikan berlangsung lama.
Kejadian teriakan itu sempat terekam video, hingga viral di sejumlah grup para jurnalis di Kabupaten Gresik. Sambil tersenyum, Willy pun berujar, "Alhamdulillah prosesnya sudah selesai".
Usai pelaksanaan vaksinasi, petugas kesehatan meminta peserta vaksinasi yang telah disuntik, termasuk Willy, tidak meninggalkan lokasi vaksinasi atau Mapolres Gresik sekitar 30 menit. Hal ini bertujuan melihat reaksi peserta hingga dinyatakan aman, dan boleh beraktivitas kembali.
Selang satu hingga dua jam kemudian, dalam acara "cangkuran" bersama rekan-rekan wartawan, senyum Willy pun semakin lebar, tatkala dirinya tidak merasakan apapun setelah vaksinasi itu, bahkan teriakan tadi, sempat menjadi bahan guyonan antarteman. Willy pun kembali tersenyum sambil bergumam, vaksinasi aman.
Willy, salah satu di antara 43 jurnalis di Kabupaten Gresik yang pagi itu mendapatkan vaksinasi dari Dinkes setempat.
Pendorong
Kepala Dinkes Gresik drg. Saifudin Ghozali mengatakan proses vaksinasi tahap kedua semakin banyak jumlah orang yang divaksin, termasuk kalangan jurnalis, sehingga diharapkan bisa menjadi pendorong masyarakat untuk mendukung program pemerintah ini.
Selain itu, dari hal pendataan serta penapisan ketat juga demikian, karena dilakukan dengan mengacu pada Nomor Induk Kependudukan (NIK), sehingga ketika seseorang telah melakukan vaksinasi di Gresik, tidak bisa melakukan hal yang sama di daerah lain.
"Vaksinasi bagi wartawan merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada dunia pers, karena pers punya peran penting dalam kehidupan berdemokrasi. Selain itu, diharapkan bisa menjadi pendorong agar masyarakat tidak lagi khawatir dengan program ini, sebab pers punya andil besar dalam komunikasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Ghozali mencatat total vaksin sampai saat ini yang ada di Gresik mencapai 12.200 dosis. Jumlah itu yang sudah disuntikan sebanyak 6.147 dosis kepada tenaga kesehatan tahap pertama, ditambah sebanyak 4.054 tenaga kesehatan tahap kedua.
Rencananya, Kabupaten Gresik kembali menerima 2.000 vaksin dalam waktu dekat sebagai upaya untuk mempercepat vaksinasi di Jawa Timur, kemudian menambah pelayanan vaksinasi menjadi 100 hingga 200 fasilitas kesehatan serta penambahan tenaga dari 402 orang menjadi 1.000 orang.
"Kami berharap semua masyarakat mendukung percepatan vaksinasi COVID-19, termasuk kami libatkan 'influencer' (pemengaruh) dari wartawan yang sebelumnya sudah divaksinasi," katanya.
Sementara itu, Ketua PWI Gresik M. Sholahudin mengatakan vaksinasi terhadap puluhan anggotanya itu sangat membantu dalam mengantisipasi penularan COVID-19 terhadap pekerja media.
Sholahudin berterima kasih kepada Pemkab Gresik, khususnya Dinkes, karena tak dimungkiri sudah banyak para jurnalis di Indonesia yang terpapar COVID-19.
“Kami, PWI Gresik, merasa terpanggil untuk dilakukan vaksinasi kepada teman-teman wartawan sebagai upaya menghindari paparan COVID-19,” ujarnya.
Ia berharap dengan dilakukannya vaksinasi kepada wartawan di Gresik bisa memantik teman-teman wartawan di kabupaten atau kota lain, untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat dalam melakukan vaksinasi kepada wartawan setempat.
Ketua Hari Pers Nasional (HPN) 2021 PWI Gresik Abdul Malik Ibrahim mengatakan vaksinasi puluhan wartawan yang tergabung dalam PWI Gresik ini juga bagian dari memperingati HPN 2021 dan HUT Ke-75 PWI.
Vaksinasi ini merupakan yang pertama dilakukan kalangan organisasi pers di Indonesia dan diharapkan mendorong organisasi yang sama untuk melakukan vaksinasi terhadap pekerja media.
"Sudah seharusnya insan media dilakukan vaksinasi, karena merupakan garda terdepan dalam memberikan informasi mengenai COVID-19," katanya.
Sebelumnya, PWI Gresik juga telah mengawali vaksinasi terhadap insan pers yang dilakukan tepat saat puncak peringatan HPN pada 9 Februari 2021. (*)
Senyum jurnalis pada vaksinasi tahap kedua
Rabu, 24 Februari 2021 18:53 WIB