Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) terus memperkuat ketersediaan pupuk di gudang-gudang lini tiga atau gudang kabupaten di seluruh Indonesia dalam rangka mengantisipasi tingginya permintaan menyambut musim tanam awal tahun ini.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu mengatakan hal itu dilakukan supaya pendistribusian ke distributor dan kios-kios bisa lebih cepat memenuhi kebutuhan petani.
Saat ini, lanjut dia, stok pupuk bersubsidi yang telah siap di gudang kabupaten secara nasional berjumlah 1.228.154 ton.
Ia juga mengatakan saat ini terdapat 226.904 ton pupuk yang posisinya sudah di distributor dan kios.
"Namun angka ini tentunya sangat dinamis mengingat tingginya permintaan saat ini," ujar Gusrizal di sela inspeksi gudang-gudang dan kios di wilayah Karawang, Purwakarta, dan Subang, pada Minggu.
Oleh karena itu, kata Gusrizal, pihaknya mendorong para distributor untuk mempercepat proses penebusan ke gudang agar kios-kios bisa segera menyalurkan pupuk ke petani.
"Kami sudah menerbitkan surat untuk meminta distributor mempercepat penebusan," jelasnya.
Ia menyampaikan serapan saat ini cukup tinggi, terutama di wilayah lumbung pangan seperti Jawa Barat. Faktor kecepatan distribusi dari gudang ke distributor dan kios menjadi sangat krusial.
"Oleh karena itu kami menjaga jangan sampai gudang di kabupaten ini kekurangan stok," ujar Gusrizal.
Ia memaparkan wilayah dengan stok tertinggi saat ini adalah Jawa Timur sebesar 240.547 ton, disusul Jawa Barat sebesar 98.536 ton.
Adapun total rincian stok pupuk berdasarkan jenisnya, terdiri dari 519.296 ton urea, 408.984 ton NPK, 105.786 ton SP36, 101.540 ton ZA dan 92.980 ton organik.
Faktor cuaca menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam distribusi pupuk pada awal tahun ini. Hal ini disebabkan kegiatan bongkar muat di gudang dan di kios butuh perhatian ekstra untuk memastikan kualitas pupuk dan keselamatan kerja yang menjadi prioritas Pupuk Indonesia.
Gusrizal juga mengingatkan bahwa sesuai Permentan No. 49 tahun 2020, petani yang berhak memperoleh pupuk bersubsidi adalah mereka yang tergabung dalam kelompok tani, sudah menyusun dan mendaftarkan dalam e-RDKK, dan di daerah tertentu, mempunyai Kartu Tani.
"Bagi yang belum memiliki Kartu Tani, asalkan dia terdaftar di e-RDKK tetap kami layani secara manual," katanya.
Pupuk Indonesia sendiri menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan alokasi dan dosis yang telah ditentukan oleh Kementerian Pertanian.
"Selain itu, distributor juga sudah bisa lebih lancar menyalurkan pupuknya karena hampir 90 persen SK alokasi dari pemerintah daerah sudah terbit," kata Gusrizal. (*)