Surabaya (ANTARA) - Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Prof. Mohammad Nasih mengungkapkan ada beberapa perubahan mekanisme pada pelaksanaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2021.
"Berbeda dengan tahun sebelumnya, untuk tahun ini penentuan kuota siswa eligible (berhak) mendaftar SNMPTN bisa diketahui sejak awal. Dengan begitu, diharapkan sekolah bisa menyiapkan berapa siswa yang eligible," kata Prof. Nasih saat merilis mekanisme SNMPTN-SBMPTN 2021 secara virtual melalui siaran YouTube, Senin.
Prof. Nasih menjelaskan sejak 28 Desember 2020, LTMPT sudah mengumumkan kuota untuk setiap sekolah dan jumlah kuota setiap jurusan di setiap sekolah.
"Sehingga kami hanya mengolah data siswa yang eligible untuk tahun ini, sedangkan jumlah selebihnya akan ditunggu di pendaftaran UTBK-SBMPTN," ujar Nasih yang juga Rektor Universitas Airlangga Surabaya ini.
Perbedaan lainnya dalam pendaftaran SNMPTN-SBMPTN tahun 2021 adalah adanya integrasi politeknik, D4 dengan perguruan tinggi negeri.
Politeknik dan D4 di beberapa perguruan tinggi akan mengikuti SNMPTN dan SBMPTN. Siswa juga bisa memilih jurusan di institut, D4 atau politeknik secara bersamaan.
"Bagi lulusan SMK yang memilih politeknik dengan jurusan yang serumpun akan diberikan bobot lebih di indeks sekolah sehingga peluang masuknya lebih tinggi," katanya.
Integrasi SNMPTN-SBMPTN juga berlaku bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di bawah Kementerian Agama.
Prof. Nasih menambahkan jika PTKIN sepenuhnya mengikuti mekanisme SNMPTN, untuk di SBMPTN dan jalur mandiri harus mengikutsertakan jurusan yang ada.
"Misalnya, di jurusan ekonomi Islam, SNMPTN 10 persen dan SBMPTN 20 persen dan mandiri dilakukan sendiri, kita (LTMPT) tidak mau. Jadi, integrasinya harus konsisten," ucapnya.
Sementara itu, nilai rata-rata Tes Potensi Skolastik (TPS) tahun 2020 juga akan masuk poin penting indeks sekolah untuk menentukan peluang siswa masuk di perguruan tinggi yang dituju. Pada tahun sebelumnya jalur SNMPTN banyak menggunakan prestasi dari siswa.
Jika begitu, maka peluang akan lebih banyak bagi sekolah yang mempunyai siswa yang ada di perguruan tinggi tersebut.
"Oleh karena itu, kita inisiasi salah satu poin penting indeks sekolah di nilai rata-rata TPS kemarin. Meskipun ada SMA belum masuk Unair, misalnya, atau PTN lain tapi nilai TPS-nya berada di 10 terbaik di tahun sebelumnya, maka punya peluang yang sama. Tentu mempertimbangkan faktor lain, seperti afirmasi atau kondisi wilayah siswa," ujarnya.
LTMPT jelaskan beberapa perubahan mekanisme SNMPTN-SBMPTN 2021
Senin, 4 Januari 2021 16:06 WIB