Surabaya (ANTARA) - Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur Hesti Armiwulan berharap peran perempuan sebagai agen perdamaian, terutama diawali dari lingkungan masing-masing.
"Perempuan sebagai agen perdamaian harus tersosialisasi secara masif di Jatim," ujarnya dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Jumat.
Untuk mewujudkannya, FKPT bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah berdiskusi dan mendeklarasikan perempuan sebagai agen perdamaian.
Deklarasi di Kota Mojokerto itu diikuti 70 perempuan dari unsur kepala desa perempuan, ASN perempuan, organisasi perempuan serta ormas anggota Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Jatim.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum BKOW Jatim Fatma Saifullah Yusuf mengatakan radikalisme dan terorisme menjadi kekhawatiran bersama.
"Efek negatif radikalisme dan terorisme bisa berbahaya bagi kita semua, termasuk warga sipil. Perempuan mesti tampil sebagai solusi cegah tangkal terorisme dari keluarga," ucap Fatma, sapaan akrabnya.
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyatakan warganya tidak ada yang terpapar paham radikalisme, sehingga diharapkan menjadi barometer pencegahan terorisme di Jatim.
Menurut dia, perempuan dalam hal ini sebagai ibu perannya dalam keluarga sangat penting, khususnya di era teknologi informasi sekarang. "Peran ibu untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme di lingkungan keluarga sangat tidak terbantahkan," katanya.
Ning Ita, sapaan akrabnya, menambahkan perbaikan kualitas sumber daya perempuan ke depan harus semakin ditingkatkan, khususnya dalam kapasitas dan perannya untuk cegah tangkal radikaliame di lingkungan keluarga dan sekitarnya. (*)
FKPT Jatim harapkan peran perempuan sebagai agen perdamaian
Jumat, 6 November 2020 18:20 WIB
Perempuan sebagai agen perdamaian harus tersosialisasi secara masif di Jatim