Kediri (ANTARA) - Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (UMTK) Kota Kediri, Jawa Timur, memfasilitasi uji kompetensi secara gratis untuk pengurus koperasi sehingga mereka bisa bergerak dengan lebih profesional dan mengelola koperasi.
"Untuk meningkatkan pengelolaan koperasi, maka kami memfasilitasi uji kompetensi gratis untuk para pengurus," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi UMTK Kota Kediri Bagus Alit di Kediri, Rabu.
Pihaknya telah menggelar diklat yang pesertanya anggota koperasi di Kota Kediri. Dalam kegiatan tersebut, juga diberi workshop tentang koperasi baik syarat pendirian, hingga nantinya koperasi yang dikelola bisa lebih dikembangkan.
Ia mengatakan, salah satu syarat berdirinya koperasi adalah harus ada pengurus yang sudah memiliki sertifikat kompetensi.
Di Kota Kediri, pertumbuhan anggota koperasi wanita juga cukup baik. Hingga saat ini, terdapat kurang lebih 6.000 anggota aktif koperasi wanita (kopwan) yang tersebar di tiga kecamatan wilayah Kota Kediri. Mereka tergabung di 60 unit kopwan dan 16 unit koperasi syariah. Sebagian besar unit usaha dari koperasi tersebut merupakan simpan pinjam.
Bagus Alit mengungkapkan telah terdapat 50 orang pengurus dari 50 koperasi di Kota Kediri mengikuti Diklat SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Acara tersebut digelar di kantor Dinkop UMTK Kota Kediri dan dibagi menjadi dua angkatan.
Untuk angkatan pertama terdapat 25 orang dari koperasi karyawan, koperasi TNI/ Polri, KSP, dan KSU yang telah digelar 26-28 Oktober 2020. Sedangkan, angkatan II khusus kopwan ada sebanyak 25 orang yang ikut diklat pada 2-4 November 2020.
Dirinya menambahkan, pembagian angkatan tersebut dilakukan untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan, mengingat saat ini masih di masa pandemi COVID-19. Seluruh acara juga tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat demi mencegah penyebaran virus tersebut.
"Di diklat itu, tiga hari diberikan materi dan dua hari ujian untuk mendapatkan sertifikat kompetensi. Saat ini kami hanya melaksanakan diklatnya dulu, untuk ujian direncanakan tahun 2021," kata Bagus.
Pihaknya berharap kegiatan ini bisa menjadikan pengelolaan koperasi menjadi lebih baik. Bila ada koperasi simpan pinjam, maka masyarakat akan terbebas dari rentenir. Terlebih lagi, Pemkot Kediri mendorong masyarakat untuk wirausaha, sehingga bisa menjadi pemasukan ekonomi keluarga.
Sementara itu, sejumlah pengurus koperasi wanita di Kota Kediri terbantu dengan kegiatan diklat itu. Mereka menjadi lebih mengerti tentang koperasi dan cara pengelolaan secara lebih profesional.
Sekretaris Kopwan Puspita Kencana Banjaran, Kota Kediri Sri Utami mengatakan koperasi wanita di Kota Kediri mayoritas kebanyakan bergerak di simpan pinjam. Anggotanya juga merasa sangat terbantu dengan adanya koperasi ini. Selain mendapat pinjaman ketika membutuhkan uang, keuntungan dari koperasi akan kembali pada anggotanya.
"Kebanyakan anggota kami ibu-ibu yang punya usaha. Mereka kadang butuh modal untuk mengembangkan usahanya, koperasi hadir untuk itu. Saya ikut diklat ini jadi bisa meningkatkan kapasitas untuk mengurus koperasi jadi lebih baik," kata Sri Utami.