Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 36 perusahaan yang beroperasi di Surabaya memberikan dana corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial berupa beasiswa pendidikan bagi siswa dari keluarga masyarakat berpenghasilan rendah untuk jenjang sekolah menengah pertama senilai lebih dari Rp4 miliar.
"Atas nama anak-anak, saya mengucapkan banyak terima kasih," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini usai menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait CSR beasiswa pendidikan di Balai Kota Surabaya, Senin.
Wali Kota Risma berterima kasih kepada seluruh perusahaan/lembaga yang telah peduli kepada pendidikan anak-anak. Apalagi, jumlah nominal yang terkumpul yakni Rp4.364.000.000.
Risma mengatakan pihaknya setiap bulan mengajak pegawai di Pemerintah Kota Surabaya untuk mengumpulkan uang yang dijadikan semacam zakat. Ketika sudah terkumpul, uang ini yang digunakan untuk memberi bantuan kepada daerah lain yang terkena bencana alam.
Dari uang itu, lanjut dia, terkadang juga digunakan untuk membiayai anak-anak yang putus sekolah. Namun begitu, kata dia, saat ini uang itu digunakan membiayai penanganan COVID-19, terutama yang sedang melakukan isolasi mandiri.
"Biasanya kami menggunakan uang itu untuk membiayai mereka (siswa) atau kadang untuk untuk membantu daerah lain ketika ada bencana," katanya
Menariknya, saat acara berlangsung, Ketua Yayasan Sekolah Tiga Bahasa Xin Zhong School bernama Heru Budi Hartono secara spontanitas menyumbangkan total uang senilai Rp450 juta. Dana yang diberikan secara pribadi itu akan dibagikan kepada 50 orang pelajar. Masing-masing dari mereka menerima Rp250 ribu sampai tahun ketiga.
"Saya pribadi membantu ini supaya bisa membantu anak-anak yang tidak mampu. Supaya mereka mendapat pendidikan yang bagus. Kemudian mereka dapat berbakti kepada Indonesia. Itu tujuan saya," kata Heru.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo mengatakan, berdasarkan data MBR yang tercatat, ada sekitar 13 ribu anak yang menerima intervensi bantuan berupa beasiswa itu. Mereka terdiri dari siswa keluarga MBR jenjang SMP.
"Jadi intervensi ini untuk anak-anak yang masuk ke SMP. Kemudian yang kedua melalui sekolah mitra warga. Jadi kalau dari mereka ada yang bersekolah di swasta mereka sudah tidak perlu bayar lagi," kata Supomo.
Untuk itu, Supomo menyatakan, bahwa sekolah swasta yang menerima siswa dari mitra warga tidak perlu lagi khawatir. Sebab, Pemkot Surabaya telah menggandeng CSR untuk menanggung semua biaya para siswa itu sampai lulus. Apalagi, saat ini perlakuan sekolah swasta sama seperti di sekolah negeri gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun.