Surabaya (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengecam aksi teror yang terjadi baru-baru ini terjadi di Cianjur, Jawa Barat, sebagaimana dialami kantor salah satu partai politik.
"Teror dalam bentuk atau atas nama apa pun tidak dibenarkan karena merupakan aksi kejahatan dan menyebabkan keresahan serta ketakutan di masyarakat," ujarnya pada siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Sabtu sore.
Pihaknya mendesak aparat keamanan untuk segera dapat mengusut aksi teror ini dan menangkap pelakunya karena tidak bisa ditoleransi.
Dia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terhadap segala bentuk aksi teror maupun kekerasan yang dilakukan pihak tak bertanggung jawab.
"Waspada saja, tapi juga tidak perlu takut. Teror ini ancaman bagi demokrasi. Tujuan lainnya, membuat masyarakat resah dan takut, terutama para kader partai. Saya juga menginstruksikan Banser untuk bersama aparat ikut menjaga kondusivitas daerah masing-masing dari aksi setiap aksi yang merongrong NKRI," ucapnya.
Menurut dia, demokrasi yang telah berjalan dengan sangat baik yang dilandasi nilai-nilai Pancasila, toleransi, dan semangat keberagaman yang terjalin dalam NKRI, ternyata membuat gerah sekelompok kecil pihak.
Gus Yaqut, sapaan akrabya, menduga teror bom molotov merupakan skenario jahat kelompok tertentu yang tidak suka demokrasi berjalan baik di negeri ini, serta membuat tertib sosial menjadi kacau di tengah suasana pandemik yang melanda Indonesia.
"Apalagi ini dilakukan menjelang bangsa Indonesia menyambut Hari Kemerdekaan. Ini jelas sudah direncanakan. Sekali lagi saya meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Saya percaya aparat kepolisian dapat menangkap pelaku dan mengungkap motif di balik teror ini," tuturnya. (*)