Kediri (ANTARA) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan bahwa kebijakan isolasi mandiri dengan tetap dalam pengawasan berperan efektif dalam menekan penyebaran COVID-19 di daerah itu.
"Sampai hari ini ada tujuh wilayah yang kami lakukan isolasi mandiri dalam pengawasan. Ternyata metode ini sangat efektif mencegah penularan COVID-19. Terbukti, dari wilayah yang kami isolasi mandiri dalam pengawasan, setiap kasus pasien positif dinyatakan sembuh atau selesai isolasinya, tidak terjadi penularan baru," kata dia di Kediri, Senin.
Ia menambahkan program isolasi mandiri dengan pengawasan tersebut melibatkan berbagai pihak. Semua pihak gotong royong sehingga lebih mempercepat proses penyembuhan pasien dan mencegah penyebaran virus.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri itu menyampaikan apresiasi terhadap kinerja jajarannya dan semua pihak yang terlibat.
"Ini semua karena gerak bersama, baik dari Polres Kota Kediri, Kodim 0809 Kediri, OPD terkait, kecamatan, kelurahan hingga jajaran di bawahnya semua kompak. Saat isolasi mandiri kami juga terbantu oleh 'Si Jamal' yang kumpulan lembaga amil zakat di Kota Kediri, mereka bisa bantu dari sisi kebutuhan masyarakat yang tidak bisa cepat terkaver oleh APBD, misalkan kebutuhan sayuran," kata dia.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima mengatakan kinerja yang ditunjukkan ternyata positif hasilnya.
Dari sisi kesehatan, tingkat kesembuhan pasien positif COVID-19 di Kota Kediri mencapai 33,33 persen atau dari 57 orang yang terkonfirmasi positif 19 orang sudah sembuh.
"Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Provinsi Jawa Timur sebesar 28,97 persen," kata dia.
Fauzan menambahkan, di Kota Kediri kematian pasien positif COVID-19 sebanyak satu orang. Hal ini artinya tingkat kematian warga Kota Kediri karena COVID-19 sebesar 1,75 persen. Sementara tingkat kematian nasional mencapai 5,57 persen dan tingkat kematian di Provinsi Jawa Timur mencapai 7,93 persen.
"Memang dari data jumlah pasien positif yang mencapai 57 orang dengan penduduk Kota Kediri yang hanya 300.000 itu seolah-olah tinggi. Tapi itu terjadi karena kami melakukan pelacakan secara maksimal setiap ada kasus, jadi semua kontak erat pasien positif kami lakukan pengetesan," kata dia.
Di Kota Kediri, hingga Senin, jumlah orang dalam risiko (ODR) 3.680, orang dalam pemantauan (ODP) 336 orang, pasien dalam pengawasan (40), dan yang terkonfirmasi positif (36), di mana satu dipantau, 19 sembuh, dan satu meninggal dunia.
Kota Kediri juga mempunyai rumah sakit yang dikhususkan merawat pasien COVID-19 dengan gejala ringan, dengan memfungsikan RS Kilisuci Kediri atau RSUD Gambiran yang lama di Kecamatan Kota, Kediri. Untuk RSUD Gambiran yang baru di Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, untuk merawat pasien dengan gejala lebih berat.