Pasuruan (ANTARA) - Fuadi, warga Lumbang, Kabupaten Pasuruan tak kuasa menahan sedih lantaran ibunya Sahawe, terbaring lemah di rumah sakit.
Perempuan berusia 56 tahun ini mengidap sesak nafas akut yang mengharuskan ia memperoleh perawatan intensif.
Sahawe sempat merasakan nafas terengah-engah disertai bunyi mengi dan tak jarang mengeluarkan keringat dingin di seluruh tubuh. Kondisi ini diperparah ketika ibunya kesulitan bangkit dari tempat tidurnya.
Fuadi yang selalu mengikuti perkembangan sang ibu sejak lama begitu khawatir sehingga lekas membawanya ke Puskesmas.
"Ibu saya sudah lama sakit, yang kemarin gejalanya bikin khawatir karena awalnya sesak dada terus sampai muntah-muntah. Saya bawa ibu ke Puskesmas terdekat. Sampai di sana antri sebentar terus dapat giliran periksa. Alhamdulillah, pikiran saat itu mulai tenang karena ibu sudah ditangani dokter," kata Fuadi.
Ia mengatakan, dari hasil pemeriksaan di Puskesmas saat itu, Sahawe lantas dirujuk ke Rumah Sakit Islam (RSI) Masyithoh Bangil.
Indikasi medis menyatakan bahwa dia harus menerima penanganan lebih lanjut untuk mengetahui kondisi paru-parunya. Fuadi yang mengerti kabar ini, kembali harap-harap cemas dengan kondisi sang ibu.
Di sisi lain, ia tenang lantaran ibunya telah menjadi peserta JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat). Segala kecemasan soal biaya perawatan sudah tak ikut lagi membebani pikiran.
"Dari hasil penanganan dokter di Puskesmas, saya diinfokan kalau ibu harus dirujuk ke rumah sakit karena ada masalah di paru-parunya. Saya pasrah yang penting ibu cepat ditangani. Selama perawatan ibu saya pakai BPJS (Kesehatan). Alhamdulillah, sampai di rumah sakit sini tidak ditarik biaya apa-apa," katanya.
Usai menjalani beberapa pemeriksaan di rumah sakit, paru-paru Sahawe memang ditemukan banyak cairan. Kondisi ini lah yang menyebabkan ia seperti kehabisan nafas terutama saat berbaring.
Hingga kabar ini diterima, Sahawe telah menjalani 4 hari perawatan di RSI Masyithoh-Bangil dan kondisi ibunya berangsur membaik setelah menerima banyak penanganan.
"Alhamdulillah, di sini mulai ada perkembangan. Dari yang semula kondisi ibu bikin khawatir sekarang nafasnya sudah mulai normal. Saran dokter ibu saya memang harus banyak-banyak istirahat sambil menunggu hasil lab yang lain," katanya.
Fuadi melanjutkan, sebelum mengidap sesak nafas, sang ibu pernah menderita penyakit kencing manis. Saat itu, kakinya bengkak hingga mengeluarkan nanah. Berbekal kartu Indonesia Sehat (KIS), Fuadi lantas membawanya ke RSUD dr. Soedarsono-Kota Pasuruan.
Selama menjalani perawatan di sana, menurutnya tak ada diskriminasi yang mereka terima. Kondisi ibunya berangsur baik hingga diizinkan pulang setelah 5 hari menjalani perawatan.
Bagi Fuadi, hadirnya program JKN-KIS telah banyak membantu untuk kesembuhan sang ibu. Ia menilai banyak kemudahan yang diperoleh setelah menjadi peserta JKN-KIS. Ia berharap program ini terus berlanjut hingga semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya.
"Membantu sekali apalagi pas ibu sering sakit seperti ini. Dari yang sakit kencing manis sampai sekarang gak ada biaya yang diminta sama rumah sakit. Pelayanan juga enak dan kondisi ibu ada perkembangan. Alhamdulillah, lancar terus pokoknya. Saya pribadi senang ya dengan ada BPJS (Kesehatan) ini. Semoga masyarakat juga merasakan kemudahan yang sama," katanya. {*)