Kediri (ANTARA) - Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, mengeluarkan maklumat khusus terkait program pesantren, salah satunya peniadaan kegiatan saat Ramadhan 2020, menyusul diperpanjangnya masa darurat wabah virus corona atau COVID-19.
"Sesuai maklumat, untuk Ramadhan kami libur, tidak terima santri dari luar. Jadi, mungkin pengajian oleh santri yang tersisa saja, yang rumahnya jauh atau rumahnya di daerah yang risiko tinggi," kata KH Oing Abdul Muid Shohib, salah seorang keluarga dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, aktivitas di pesantren pada Ramadhan kali ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Saat Ramadhan biasanya terdapat kegiatan oleh santri kilatan, namun kini ditiadakan, demi mengikuti anjuran pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus corona.
"Tahun ini kami umumkan tidak ada pengajian (ngaji kilat khusus saat Ramadhan) seperti tahun sebelumnya," ujarnya.
Selain itu, di pesantren biasanya pada akhir tahun pendidikan banyak agenda, namun kini dibatalkan semua. Bahkan, libur santri juga dipercepat, dari seharusnya pada pertengahan April, dimajukan di awal April.
Santri Ponpes Lirboyo juga wajib pulang, kecuali mereka tinggal di daerah yang risiko penyebaran virus corona tinggi.
Proses kepulangan santri juga akan dikoordinasikan dengan menggunakan angkutan yang telah disediakan, misalnya bus. Untuk bus, sebelum keberangkatan juga akan disemprot dengan cairan disinfektan demi mencegah virus menempel.
"Kepulangan santri kami organisasi, tidak boleh pulang sendiri. Wajib pulang pada intinya, namun ada pengecualian yang daerahnya risiko tinggi kami beri toleransi atau harus ada penjemputan. Yang jelas, kami tidak seperti tahun sebelumnya, dimana santri saat libur boleh bebas naik alat transportasi, sekarang kami organisasi, menyediakan bus ke suatu wilayah dan kami sterilisasi. Ini biar terkontrol selama di perjalanan," kata dia.
Ia juga sudah berkoordinasi dengan polisi terkait rencana kepulangan para santri tersebut, agar Polresta Kediri berkoordinasi dengan jajaran di daerah lain, sehingga para santri yang pulang ke daerahnya masing-masing tidak mengalami penolakan.
"Kami lapor ke Polres, minta dibantu agar saat masuk ke kota mereka bisa dikoordinasikan ke aparat agar tidak ditolak," ujar Gus Muid, sapaan akrabnya.
Ia menyebut, di Pesantren Lirboyo Kota Kediri, ada sekitar 22 ribu santri dari berbagai daerah yang menimba ilmu. Para santri juga selalu diajak hidup sehat, olahraga, agar terhindar dari penyakit.
Maklumat Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri itu dibuat pada 23 Maret 2020 yang ditanda tangani Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri KH Anwar Mansyur, serta Ketua Umum PP Himasal KH Abdulloh Kafabihi Mahrus.
Isinya, selain kebijakan terkait dengan kegiatan pengajian saat Ramadhan, juga pelaksanaan penutupan pengajian kitab kuning Al Hikam yang akan dilakukan pada Kamis 2 April 2020 ditiadakan.
Pelaksanaan Munas IV Himasal, Munas I LIM, reuni akbar VI, reuni kelas ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Untuk sementara waktu, maqbaroh Lirboyo dibatasi bagi peziarah. Pemulangan santri dilakukan pada Sabtu (4/4) dan yang pulang tidak diperbolehkan kembali ke pondok sampai Jumat, 5 Juni 2020.