Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengemukakan mayoritas SMA se-derajat sudah memanfaatkan teknologi informasi pada pelaksanaan Ujian Satuan Pendidikan Berbasis Komputer dan Smartphone (USP-BKS) di wilayah setempat.
"Mayoritas sudah semua, hanya di Jatim ada enam sekolah swasta yang belum menggunakan komputer dan smartphone, semuanya di Kepulauan Sumenep," ujar Khofifah usai meninjau pelaksanaan USP-BKS di SMA Negeri 6 Surabaya, Senin.
Penyebabnya, kata dia, letak geografis di kepulauan yang belum memungkinkan bagi sekolah untuk mengikuti ujian berbasis komputer dan smartphone dikarenakan stabilitas jaringan internet dan listrik.
"Pada posisi kondisi seperti itu maka tidak bisa dilakukan generalisasi secara regional Jatim. Sebab, memang tidak sama akses yang mereka bisa bangun," ucap orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Dengan demikian, enam SMA di kepulauan Kabupaten Sumenep tersebut masih menggunakan pola manual, yaitu masih berbasis kertas dan pensil.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Jawa Timur, sekolah yang mengikuti USP-BKS tahun ini rinciannya 423 lembaga SMA negeri dan SMA swasta sebanyak 1.118 lembaga.
Gubernur Jatim mengatakan, pelaksanaan USP-BKS ini berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kepmendikbud) Nomor 43 Tahun 2019 yang mengamanatkan bahwa Ujian Sekolah pada Tahun 2020 ini sudah berbasis USP.
Di Jatim, lanjut dia, pelaksanaan USP-BKS untuk SMA dan SMK pada tahun ini tetap berada di bawah koordinasi Dinas Pendidikan provinsi setempat.
Hal ini sesuai dengan keputusan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) se-Jatim pada 30 Desember 2019.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini mengatakan, USP-BKS dan ujian praktikum memegang porsi 40 persen terhadap presentase penilaian kelulusan siswa, sedangkan 60 persen basisnya adalah hasil belajar siswa dari semester I sampai semester VI.