Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 50 orang tua dari mahasiswa mendatangi Raffles Intitute Surabaya, Senin guna mempertanyakan penutupan dan pemindahan siswa ke Jakarta secara sepihak oleh pihak kampus per Maret ini.
"Kampus ditutup pada bulan Maret ini dan dipindahkan ke Jakarta secara sepihak. Kami merasa tidak diberi tahu sebelumnya," kata salah satu wali murid, Singky Soewadji.
Singky juga mempertanyakan keberadaan Ketua Raffles Intitute Effendy Halim yang mendadak tak bisa dihubungi dan membuat pihaknya hanya ditemui staf kampus.
"Kami sinyalir yang bersangkutan sedang ke Jakarta. Kami tentu kecewa karena hanya ditemui staf kampus yang tidak bisa membuat kebijakan," katanya.
Dia berharap pihak kampus mau berkomunikasi dengan orang tua terkait masalah yang dihadapi. Singky juga menginginkan mahasiswa tidak dipindah ke Jakarta setidaknya sampai mereka lulus.
"Saya harap ya lanjutin pendidikan sampai anak kami lulus. Kalau biaya operasional kampus mahal, pindah saja ke ruko (rumah toko)," ujarnya.
Singky beserta puluhan walid murid lain telah melaporkan persoalan ini secara lisan ke DPR RI, Polda Jawa Timur dan Mabes Polri. Meski begitu pihaknya menunggu komunikasi dari sekolah.
"Saya lapor secara lisan ke DPR, Polda dan Mabes Polri. Tinggal laporan resmi. Saya akan tetap lapor, tidak menunggu mereka. Jika mereka mau ya datangi saya di Surabaya," kata Singky. (*)