Timpora Imigrasi Blitar kunjungi sejumlah WNA untuk antisipasi corona
Jumat, 7 Februari 2020 16:46 WIB
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Tim Gabungan Pengawasan Orang Asing Imigrasi Kelas IIB Blitar, Jumat, mengunjungi sejumlah warga negara asing yang bermukim di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, untuk mengantisipasi merebaknya virus novel corona (2019-nCov) di wilayah tersebut.
Ada 15 WNA yang ditargetkan dikunjungi untuk dilakukan pendataan sekaligus "surveilance" (penyelidikan kesehatan) oleh tim medis dari Dinas Kesehatan Tulungagung, namun karena bertepatan dengan shalat Jumat, hanya sepertiga yang berhasil dikunjungi.
"Hari ini ada dua tim kami bentuk dengan sasaran berbeda. Jika tidak cukup (waktu, red.), pengawasan akan kami lanjutkan lain waktu," kata Kasi Intelijen dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas IIB Blitar Denny Irawan.
Tidak ada WNA yang terindikasi bermasalah dengan visa atau izin tinggal di Indonesia. Pun demikian halnya dengan kondisi kesehatannya.
Kendati sebagian yang dikunjungi rata-rata berasal dari China (RRT), Hongkong, Thailand, dan negara Asia lainnya, mayoritas dalam kondisi sehat.
Dua titik tinggal WNA yang dikunjungi grup timpora pimpinan Denny di daerah Kedungwaru dan Bandung, Tulungagung juga tidak memiliki catatan bepergian pada rentang waktu merebaknya virus 2019-nCov di Wuhan, China maupun beberapa negara terdampak lainnya.
"Sampai saat ini tidak ditemukan atau ada kecurigaan WNA yang terindikasi terjangkit (corona, red.) di Tulungagung," kata dia.
Dia menyebutkan jumlah total WNA di Tulungagung 200 orang lebih. Mayoritas berasal dari negara-negara di Asia Tenggara, khususnya Thailand, untuk urusan pendidikan di IAIN Tulungagung.
Saat ini, lanjut Denny, pemeriksaan dilakukan acak dengan menyasar, khususnya WNA yang berasal dari negara-negara terdampak 2019-nCov.
"Pemeriksaan dilakukan dengan melihat data perjalanan yang tertera di dokumen paspornya," kata dia.
Petugas surveilance dari seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Tulungagung Nina Barorotul Mutmainah menyatakan seluruh WNA yang dikunjungi dalam kondisi sehat.
Pemeriksaan dia lakukan dengan metode awal wawancara untuk memastikan ada/tidaknya indikasi gejala pneumonia, seperti batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan.
"Kami lihat dari riwayatnya dulu. Ada riwayat kontak atau perjalanan ke daerah terdampak virus corona apa tidak. Kemudian dalam waktu 14 hari ada gejala batuk, pilek, dan nyeri tenggorkan atau tidak. Dari situ akan diklasifikasikan, apakah dia masuk orang dengan berisiko atau orang dalam pengawasan," kata Nina. (*)
Ada 15 WNA yang ditargetkan dikunjungi untuk dilakukan pendataan sekaligus "surveilance" (penyelidikan kesehatan) oleh tim medis dari Dinas Kesehatan Tulungagung, namun karena bertepatan dengan shalat Jumat, hanya sepertiga yang berhasil dikunjungi.
"Hari ini ada dua tim kami bentuk dengan sasaran berbeda. Jika tidak cukup (waktu, red.), pengawasan akan kami lanjutkan lain waktu," kata Kasi Intelijen dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas IIB Blitar Denny Irawan.
Tidak ada WNA yang terindikasi bermasalah dengan visa atau izin tinggal di Indonesia. Pun demikian halnya dengan kondisi kesehatannya.
Kendati sebagian yang dikunjungi rata-rata berasal dari China (RRT), Hongkong, Thailand, dan negara Asia lainnya, mayoritas dalam kondisi sehat.
Dua titik tinggal WNA yang dikunjungi grup timpora pimpinan Denny di daerah Kedungwaru dan Bandung, Tulungagung juga tidak memiliki catatan bepergian pada rentang waktu merebaknya virus 2019-nCov di Wuhan, China maupun beberapa negara terdampak lainnya.
"Sampai saat ini tidak ditemukan atau ada kecurigaan WNA yang terindikasi terjangkit (corona, red.) di Tulungagung," kata dia.
Dia menyebutkan jumlah total WNA di Tulungagung 200 orang lebih. Mayoritas berasal dari negara-negara di Asia Tenggara, khususnya Thailand, untuk urusan pendidikan di IAIN Tulungagung.
Saat ini, lanjut Denny, pemeriksaan dilakukan acak dengan menyasar, khususnya WNA yang berasal dari negara-negara terdampak 2019-nCov.
"Pemeriksaan dilakukan dengan melihat data perjalanan yang tertera di dokumen paspornya," kata dia.
Petugas surveilance dari seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Tulungagung Nina Barorotul Mutmainah menyatakan seluruh WNA yang dikunjungi dalam kondisi sehat.
Pemeriksaan dia lakukan dengan metode awal wawancara untuk memastikan ada/tidaknya indikasi gejala pneumonia, seperti batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan.
"Kami lihat dari riwayatnya dulu. Ada riwayat kontak atau perjalanan ke daerah terdampak virus corona apa tidak. Kemudian dalam waktu 14 hari ada gejala batuk, pilek, dan nyeri tenggorkan atau tidak. Dari situ akan diklasifikasikan, apakah dia masuk orang dengan berisiko atau orang dalam pengawasan," kata Nina. (*)