Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mempromosikan destinasi wisata Banyuwangi, Jawa Timur, di hadapan ratusan duta besar dan perwakilan RI di seluruh dunia.
Dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Banyuwangi, Sabtu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengundang Bupati Azwar Anas untuk berbagi inovasi pemasaran daerah di hadapan 131 duta besar dan para perwakilan Indonesia di luar negeri dalam acara rapat kerja di kantor Kemenlu di Jakarta, Jumat (10/1) malam.
"Terima kasih Ibu Menteri Luar Negeri, saya kira ini kolaborasi yang bagus dan kerja konkrit Kemenlu, di mana daerah dipertemukan dengan para perwakilan Indonesia yang bertugas di berbagai belahan dunia. Ini akan ikut mengakselerasi kemajuan pariwisata, trade, dan investement daerah, kalau Banyuwangi khususnya pariwisata," kata Azwar Anas.
Di hadapan duta besar dan perwakilan Indonesia di luar negeri, ia memaparkan bahwa Banyuwangi memiliki bentang alam yang luar biasa, mulai pantai, gunung dan lanskap yang menarik, tradisi seni budayanya juga sangat kuat.
Anas menyampaikan, berbagai pesona destinasi alam dan seni-budaya dioptimalkan dengan berbagai event yang terangkum dalam Banyuwangi Festival, yang digelar rutin setiap tahun sejak 2011. L
Pada tahun 2020, Banyuwangi bakal menghelat 123 atraksi wisata dalam Banyuwangi Festival, mulai wisata budaya, musik, sport tourism, pesona alam, kuliner, hingga kegiatan bernuansa sosial.
"Salah satunya pada Juni 2020, Pantai Plengkung menjadi tuan rumah World Surf League. Liga selancar paling bergengsi dunia, semacam grand slam-nya kalau di olahraga tenis. World Surf League adalah tiga besar ajang olahraga yang memiliki social engagement tertinggi di seluruh dunia, bakal menjangkau 640 juta audiens di seluruh dunia," paparnya
Oleh karena itu, Anas meminta dukungan Kementerian Pariwisata dan Kemenlu melalui para diplomat untuk turut mempromosikan bahwa Banyuwangi memiliki pantai dengan ombak terbaik untuk selancar, yaitu Pantai Plengkung.
Kata Azwar Anas, Banyuwangi terus berbenah melalui peningkatan infrastruktur dan amenitas. Selain menambah rute di Bandara Banyuwangi yang merupakan bandara hijau pertama di Indonesia,,hotel-hotel berbintang terus tumbuh di daerah ujung timur Pulau Jawa itu.
"Masyarakat harus menikmati kue pariwisata tersebut. Kami proteksi pasar. Tidak boleh investor membangun hotel di bawah bintang tiga, sehingga rakyat dengan modal kecil, bisa turut mengembangkan homestay untuk wisatawan," ujarnya.
Di Banyuwangi, Anas menjelaskan, kebijakan pariwisata berbasis warga terus diikhtiarkan dengan melibatkan warga dalam mendorong berbagai atraksi wisata. Homestay, kuliner, dan berbagai aktivitas ekonomi rakyat pun tumbuh mengikuti geliat pariwisata.
"Alhamdulillah, karena kerja gotong royong, kemiskinan diturunkan hingga 7,5 persen dari sebelumnya selalu dua digit. Pendapatan per kapita juga melonjak menjadi hampir Rp49 juta per orang per tahun," tuturnya.
Azwar Anas yang tampil bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio serta Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya juga membagikan video-video tentang Banyuwangi kepada perwakilan Indonesia di luar negeri.
Selain para duta besar, acara dihadiri Konsul Jendral, Konsul, Kuasa Usaha Tetap, dan Kuasa Usaha Ad Interim yang bertugas sebagai perwakilan Indonesia di berbagai negara di dunia.