Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus mengembangkan wisata berbasis kuliner, kali ini kuliner yang ditawarkan yakni Oling River Food yang merupakan menu makanan aneka olahan ikan air khususnya sidat.
Wisata kuliner Oling River Food ini terletak di sepanjang bantaran Sungai Dam Limo, Desa Tegaldlimo, Kecamatan Tegaldlimo. Sensasi baru berwisata kuliner Oling River Food dapat menikmati aneka olahan sidat dengan bumbu masak tradisional di sebuah area bendungan air.
"Warga Dam Limo mengajak wisatawan untuk merasakan sensasi menikmati belut air dengan cita rasa khas Indonesia di sebuah areal pinggir sungai yang bersih," kata Asisten Administrasi Umum Pemkab Banyuwangi Guntur Priambodo di Banyuwangi, Jumat.
Menurut ia, kuliner tersebut dibuka dua kali dalam sepekan, yakni Sabtu dan Minggu. Wisata kuliner ini berada di jalur menuju Taman Nasional Alas Purwo, sehingga pelancong bisa mampir dan menikmati kuliner sidat setelah atau sebelum berkunjung ke Alas Purwo.
"Di sini ada menu spesial, ungkepan oling (sidat) yang sangat nikmat. Rasanya sungguh enak," kata Guntur yang juga Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Pemkab Banyuwangi itu.
Selain olahan sidat, kawasan kuliner itu juga menyediakan banyak olahan lainnya seperti ayam pedas, ikan pari pedas, nasi pecel, sate kerang, dan rujak soto serta aneka jajanan tradisional.
Guntur menjelaskan, dipilihnya lokasi di bantaran sungai karena pihaknya ingin menjadikan sungai sebagai lokasi tujuan wisatawan.
"Harapan kami, dengan menjadi jujugan wisatawan warga turut tergerak menjaga kebersihan sungai, mereka akan malu bila sungainya kotor dilihat banyak orang," ujar Guntur.
Para pedagang, katanya, juga dilarang produksi plastik dan mereka diajak untuk mulai peduli lingkungan, misalnya mengganti piring dengan daun pisang, piring lidi atau anyaman bambu untuk kemasan makan dan minum.
Secara terpisah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan apresiasinya kepada warga yang telah bergotong royong membuka wisata kuliner yang mengangkat sidat sebagai menu andalan.
"Ini adalah upaya cerdik bagaimana sinergitas antara warga dan pemkab memadukan manajemen sumberdaya air dengan ekonomi rakyat dengan membuka street food sidat," katanya.
Selain menambah atraksi wisata di Banyuwangi, menurut Anas, upaya yang dilakukan warga itu merupakan ikhtiar untuk memacu kemandirian ekonomi lokal.
"Ibu-ibu yang dulunya hanya sebatas memasak untuk keluarga, kini akhirnya berani buka usaha kuliner. Mereka mendapat manfaat ekonomi dari usaha kuliner ini. Saya bangga dengan warga Banyuwangi yang terus berkreasi menumbuhkan destinasi wisata kuliner tematik di desanya masing-masing," tutur Anas.
Di Banyuwangi, telah tumbuh sentra-sentra kuliner yang digerakkan oleh warga setempat, seperti Arabian Street Food di Jalan Bangka, Lingkungan Lateng, yang menyajikan berbagai kuliner Timur Tengah.
Pasar Wit-Witan di Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, yang menyajikan makanan tradisional khas Banyuwangi, serta Pasar Kuliner Desa Kemiren, Jajanan Malam Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, dan Pasar Samar Wolu di Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi.
Ada wisata kuliner sidat di bantaran sungai Banyuwangi
Jumat, 27 Desember 2019 21:35 WIB