Tulungagung (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Anggia Erma Rini mengajak semua elemen muda nahdliyin di pusat dan daerah untuk lebih proaktif dalam memperkuat persatuan demi keutuhan NKRI dan mencegah bibit radikalisme ataupun ekstremisme di lingkungan masing-masing.
Seruan itu menjadi kunci kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945) yang dia gelar dengan fasilitasi PC Fatayat NU Kabupaten Tulungagung di Tulungagung, Jawa Timur, Jumat.
Anggia yang tampil dengan hijab simpel dipadu setelan batik dan celana warna cokelat juga menyinggung masalah hoaks yang di era teknologi informasi saat ini mudah muncul dan menyebar luas ke tengah masyarakat.
Menurutnya, dua hal itu wajib disikapi secara arif dan bijak dengan terus-menerus menanamkan jiwa nasionalisme melalui penguatan empat pilar kebangsaan, seperti yang dia lakukan di hadapan seratusan kader NU Tulungagung yang tersebar di berbagai badan otonom maupun organisasi kepemudaan lainnya.
"Hari ini saya mengajak semua konstituen, semua peserta untuk mengembangkan cara-cara yang kekinian. Karena responnya harus ter-update juga. Isu-isu hari ini tentang nasionalisme, harus di-update terus-menerus. Dan itu menjadi kewajiban kita (semua)," kata Anggia dikonfirmasi usai kegiatan sosialisasi di aula kantor PCNU Kabupaten Tulungagung.
Reses yang diisi dengan sosialisasi empat pilar itu juga menghadirkan sejumlah tokoh alim-ulama NU, cendikiawan NU, tokoh muda dan fatayat NU seperti Hj Muchson Hamdani (Rois Syuriah PCNU Tulungagung), Ketua Tanfidziah PCNU KH Abdul Hakim Mustofa, Wakil Ketua DPRD Tulungagung dari F-PKB Adib Makarim, cedekiawan muda NU M Fattah Masrur dan Ketua PC Fatayat NU Tulungagung Siti Chusnul Khotimah.
Menurut Anggia, isu radikalisme menjadi persoalan yang seolah tak pernah ada habisnya. Apalagi dengan perkembangan media sosial yang menyebabkan setiap isu, apalagi yang berkaitan dengan hoaks dan radikalisme, mudah sekali menyebar yang bisa memicu kegaduhan bahkan munculnya SARA.
"Kita harus merespon itu dengan menanamkan empat pilar, dan itu efektif dengan melibatkan komunitas kita untuk memperkuat landasan ideologi kebangsaan agar masyarakat tidak mudah tersulut provokasi atau pun propaganda yang disebar kelompok radikal atau pun kelompok tertentu melalui penyebaran kabar bohong melalui media sosial," tutur Anggia di hadapan seratusan pemuda NU Tulungagung.
Interaksi dalam sosialisasi empat pilar yang difasilitasi PC Fatayat NU Tulungagung itu tampak dinamis dengan ulasan-ulasan yang mendasar sebagaimana disampaikan para narasumber lain yang ada di panggung.
Poin intinya, para narasumber maupun peserta yang mayoritas penggiat organisasi yang berafiliasi (banom) dengan NU di Tulungagung itu sepaham untuk menjadikan NU sebagai bagian dari benteng pertahanan NKRI.
Khususnya dalam mencegah upaya kelompok radikal atau pun kaum separatis lain yang ingin memecah belah masyarakat Indonesia, termasuk berkaitan dengan isu pendirian negara khilafah.
Namun, forum diskusi tak hanya bicara soal radikalisme dan fenomena hoaks. Beberapa perwakilan penggiat organisasi banom NU, termasuk dari Fatayat juga menyinggung beberapa isu nasional seperti defisit neraca keuangan negara yang mencapai lebih dari Rp300 triliun pada 2019, kenaikan beban biaya premi BPJS Kesehatan per-1 Januari 2020, hingga isu kemiskinan dan pendidikan.
Ketua PC Fatayat NU Tulungagung Siti Chusnul Khotimah menegaskan komitmen dan dukungan mereka terhadap gerakan penguatan wawasan kebangsaan melalui sosialisasi empat pilar tersebut.
"Sekali pun tidak banyak, hal-hal yang bisa memicu radikalisme, merongrong keutuhan bangsa atau pun yang bersifat penghinaan/pelecehan Perlambang Negara (Pancasila) beberapa kali terjadi. Hal-hal semacam ini yang harus diantisipasi dengan memperkuat mental kebangsaan kita melalui penguatan wawasan empat pilar tadi," ujar Chusnul.
Anggota DPR Anggia Erma ajak pemuda Nahdliyin proaktif cegah radikalisme
Jumat, 6 Desember 2019 20:34 WIB