Kediri (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Timur, gencar dan aktif mengajak orang tua agar membawa anaknya terutama balita untuk imunisasi guna mencegah berbagai macam serangan penyakit salah satunya difteri.
"Antisipasi sudah dilakukan sejak dulu yaitu meningkatkan cakupan imunisasi dasar terutama imunisasi DPT (difteri, pertusis dan tetanus). Diharapkan semua posyandu bisa mengajak orang tua semua balita untuk imunisasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adima di Kediri, Minggu.
Difteri merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae, yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta dapat memengaruhi kulit. Penyakit tersebut sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa.
Selain aktif mengajak orang tua agar anaknya terutama yang masih usia balita mendapatkan imunisasi lengkap DPT, juga mengajak agar orang tua selalu menerapkan gaya hidup sehat untuk anak -anak dan keluarga.
"Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat dan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)," kata dia.
Kendati di luar daerah ditemukan ada anak yang terkena difteri, Fauzan mengatakan hingga kini Kota Kediri masih aman dan belum ada laporan terkait temuan kasus difteri tersebut.
"Kota Kediri aman-aman saja. Sampai saat ini belum ada laporan terkait kasus difteri. Tahun sebelumnya Kota Kediri termasuk seluruh Jatim sudah melakukan ORI atau Outbreak Response Immunization, harusnya sudah tidak ada lagi kasus difteri," kata dia.
Ia menambahkan, jika ternyata ada temuan kasus difteri kemungkinan itu merupakan penderita atau carrier yang berasal dari luar daerah dan bukan Kediri.
Di Kota Kediri, lanjut dia, terakhir kasus temuan difteri adalah 2017 dan hingga kini belum ada laporan lagi. Pihaknya selalu menekankan agar dilakukan imunisasi dasar dan wajib agar anak lebih kebal terhadap serangan penyakit.
Sebelumnya, diketahui ratusan siswa dan puluhan guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang dinyatakan positif sebagai pembawa kuman difteri, sehingga menyebabkan kegiatan belajar mengajar di sekolah itu.
Bahkan, pihak sekolah terpaksa meliburkan seluruh siswa yang ada, mulai 23-27 Oktober 2019 guna memutus mata rantai penyebaran kuman tersebut. Para siswa yang teridentifikasi positif pembawa difteri juga harus meminum obat selama tujuh hari berturut-turut.
Dinas Kesehatan Jawa Timur menyiapkan beberapa langkah agar kasus difteri yang terjadi di Kota Malang tidak meluas dan menyebar ke daerah lain. Kegiatan itu antara lain dengan penyuluhan masyarakat, pengobatan kasus, mengimbau masyarakat menjaga kondisi badan, memperhatikan etika batuk hingga imunisasi.
Kepala Dinas Kesehatan Jatim Kohar Hari Santoso mengimbau masyarakat yang mengeluh sakit untuk memeriksakan diri. Selain itu, ia juga berharap masyarakat untuk mengizinkan, mengikutsertakan anaknya untuk diimunisasi mengingat pada November 2019 akan memasuki bulan imunisasi anak sekolah.