Ngawi (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menyasar kepesertaan para pedagang dan komunitas di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur melalui sosialisasi dan edukasi pasar tentang program jaminan sosial ketenagakerjaan.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Madiun Tito Hartono di Ngawi, Selasa, mengatakan sosialisasi tersebut menggandeng Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Tenaga Kerja Kabupaten Ngawi.
"Kegiatan edukasi pasar tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja informal atau bukan penerima upah (BPU)," ujarnya.
Pada Oktober ini edukasi pasar telah dilakukan di tiga pasar tradisional di Kabupaten Ngawi. Adapun lokasi pasar dipilih mengingat pasar merupakan tempat berkumpulnya para BPU, seperti pedagang pasar, tukang ojek, kuli angkut, buruh gendong, hingga petani dan nelayan.
Ketiga pasar yang menjadi lokasi sosialisasi dan edukas, antara lain Pasar Walikukun yang telah diselenggarakan pada 8 Oktober 2019, Pasar Besar Ngawi pada 14 Oktober, dan Pasar Beran pada 15 Oktober.
Untuk program yang dapat diikuti oleh para peserta BPU, adalah Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM), dengan iuran Rp16.800 per bulan.
Ada juga program tambahan, yaitu Jaminan Hari Tua (JHT). Para peserta iuran Rp20.000 akan mendapatkan manfaat berupa uang tunai yang besarnya merupakan nilai akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya. Hasil pengembangan JHT paling sedikit sebesar rata-rata bunga deposito "counter rate" bank pemerintah.
Edukasi mengenai program BPU diberikan secara langsung di pasar kepada peserta sosialiasi agar mereka mengetahui manfaat bagi dirinya dan anggota keluarganya.
"Karena bagaimanapun juga pekerja di pasar memiliki risiko tinggi mengalami kecelakaan di tempat kerjanya," kata Tito.
Ditambah lagi dengan adanya Agen Penggerak Jaminan Sosial Nasional (Perisai) yang bertindak selayaknya agen, yakni menjembatani dan dapat membantu para peserta untuk kebutuhan informasi mengenai BPJS Ketenagakerjaan ataupun pembayaran iuran.
Tito menambahkan kegiatan serupa akan terus dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan secara berkelanjutan di pasar-pasar Kabupaten Ngawi lainnya, agar BPJS Ketenagakerjaan dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat pekerja.
Peserta sosialisasi merasa senang dengan kegiatan tersebut. Peserta yang mendaftar pada kegiatan itu terdiri atas para pedagang, tukang ojek, sopir, petani, dan juru parkir. Harapannya, semakin banyak masyarakat yang mengenal BPJS Ketenagakerjaan khususnya masyarakat pekerja di sektor informal (BPU).
Tercatat jumlah kepesertaan aktif BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Madiun dari sektor penerima upah hingga 21 Oktober 2019 di wilayah Madiun dan Magetan telah mencapai 2.710 perusahaan dengan total pekerja 48.277 orang, sedangkan dari sektor bukan penerima upah mencapai 3.128 orang. (*)