Sumenep (ANTARA) - Pencarian nelayan hilang di pesisir Pantai Slopeng, Sumenep, Jawa Timur, terganggu cuaca buruk, sehingga tim Basarnas dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terpaksa menghentikan pencarian.
"Ini dilakukan karena terjadi ombak besar dan angin kencang," kata Kepala BPBD Pemkab Sumenep Abd Rahman Readi di Sumenep, Kamis malam.
Baca juga: 20 personel SAR gabungan cari nelayan hilang di Sumenep
Ia menjelaskan, pencarian nelayan hilang itu mulai pagi hari dan pada siang hari dihentikan selama sekitar dua jam lebih karena angin kencang dan ombak besar.
Pada sekitar pukul 15.30 WIB pencarian dilanjutkan lagi, hingga sekitar pukul 17.00 WIB.
"Selain karena kembali terjadi angin kencang, juga karena cuaca mulai gelap," kata Readi.
Dalam pencarian ini, BPBD melibatkan sekitar 20 personel gabungan dari Tim Basarnas, Pemkab Sumenep, Polsek dan anggota TNI dari Koramil Dasuk.
Pencarian difokus ke arah barat dari lokasi semula kejadian, berdasarkan arah arus air laut.
Sementara itu, nelayan yang dilaporkan hilang itu, asal Dusun Makalah, Desa Padangdangan, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep. Ia bernama Mistahol (46).
Nelayan itu dilaporkan hilang saat melaut di perairan Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk.
Menurut Abd Rahman Readi, peristiwa naas tersebut berawal pada hari Rabu (18/9) sekira pukul 03.00 WIB dini hari. Kala itu, perahu Sumber Urip milik Mistahol, berangkat melaut dari pelabuhan rakyat Dusun Makalah.
Lalu, sekira pukul 05.00 WIB, seorang ABK perahu bernama Mohammad menelpon saudara Mistahol di daratan memberitahu dan meminta pertolongan.
Kabarnya, nahkoda perahu, yakni Mistahol melompat ke laut dan hilang di sekitar perairan Slopeng atau sekitar 5 mil laut dari bibir Pantai Slopeng.
ABK perahu sebanyak tiga orang yaitu Mistahol, Anggeh alias Pak Tima, dan Mohammad. Sedangkan nelayan yang hilang dan kini dilakukan pencarian oleh tim gabungan adalah Mistahol.