"Hingga Jumat petang, hanya satu korban hilang yang ditemukan, yakni Nurhasan, di Perairan Giliraja. Tiga korban hilang lainnya belum ditemukan," ujar Kasat Polair Polres Sumenep AKP Muhardi di Sumenep, Jumat.
Perahu nelayan asal Desa Legung Timur, Kecamatan Batang Batang, diduga ditabrak kapal pengangkut barang di sekitar Perairan Giligenting pada Kamis (11/6) malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Tabrakan itu membuat badan perahu pecah menjadi dua bagian dan mengakibatkan empat di antara 12 nelayan yang berada di perahu tersebut tidak terdeteksi keberadaannya atau hilang.
Sementara delapan nelayan lainnya ditemukan dan diselamatkan oleh sejumlah nelayan yang berada di sekitar lokasi kejadian.
Kerabat korban hilang dan puluhan nelayan setempat langsung melakukan pencarian pada malam itu hingga Jumat ini.
Pada Jumat siang, salah seorang nelayan yang hilang, yakni Nurhasan, ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia di Perairan Giliraja. Jenazah Nurhasan sudah dikebumikan pihak keluarga pada Jumat sore.
"Upaya yang dilakukan oleh kerabat korban hilang dan anggota kami pada Jumat siang hingga sore belum membuahkan hasil positif atau tidak ada temuan lagi. Kami akan melanjutkan pencarian korban hilang pada Sabtu (13/6)," kata Muhardi.
Ia menjelaskan, pihaknya sempat memperoleh informasi adanya temuan orang yang meninggal dunia di sekitar Perairan Giliraja pada Jumat sore. Namun, setelah dicek ternyata informasi tersebut belum akurat.
"Semoga cuaca laut pada Sabtu kondusif dan selanjutnya upaya pencarian akan berjalan maksimal," ujarnya.
Sementara tokoh masyarakat Desa Legung Timur Dulsari menyatakan kerabat korban hilang dan nelayan setempat tetap akan melakukan pencarian.
"Pada Jumat malam ini masih ada satu perahu yang bertahan di laut untuk melakukan pencarian tiga korban hilang. Pada Jumat pagi hingga sore, secara keseluruhan terdapat 24 perahu yang melakukan pencarian," kata mantan anggota DPRD Sumenep itu.
Tiga nelayan yang belum ditemukan atau hilang itu adalah Musahri, Mustafa, dan Irsat. (*)