Kediri (ANTARA) - Keris merupakan slah satu peninggalan kebudayaan yang sangat berharga dari bangsa Indonesia. Pengakuan dari UNESCO bahwa keris sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity membuat bangga Indonesia.
Tak pelak juga komunitas pecinta budaya di Kota Kediri sering mengadakan acara pameran keris. Bertepatan juga dalam rangkaian peringatan HUT Ke-1140 Kota Kediri, digelar Pameran oleh Pemerintah Kota Kediri yang bekerja sama dengan Tosan Aji dan Keris Panjalu Jayati.
Barang yang dipamerkan dalam pameran benda budaya di Halaman Kediri Town Square (Ketos) Kediri akhir pekan lalu tersebut juga keris dengan beraneka ragam. Terdapat 300 keris peninggalan abad ke-8 hingga abad ke-19 yang dipamerkan.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengaku sangat bangga dengan kegiatan tersebut. Keris yang dipamerkan mempunyai nilai tinggi, karena keris merupakan senjata yang benar-benar dimiliki oleh Bangsa Indonesia.
"Saya pernah melihat keris ini ada di Kansas yang membawa adalah orang Indian yang keturunan orang Asia. Di situ saya melihat keris ini bisa diakui oleh siapapun karena kerajaan di Indonesia ini sangat besar sehingga kita perlu melestarikan keris ini," katanya saat pembukaan, Jumat (16/8).
Keris juga mempunyai makna sendiri. Misalnya, pada besinya memiliki makna dan pegangannya pun juga memiliki makna.
"Karena warisan leluhur jadi semua keris ada harapan di dalamnya," jelasnya.
UNESCO telah mengakui keris sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity, sehingga benda ini merupakan produk yang sangat luar biasa dan warisan asli dari Indonesia.
Beruntung saat ini UNESCO sudah mengakui bahwa keris asli dari Indonesia. Akan sangat disayangkan keris yang merupakan peninggalan Indonesia, nantinya diklaim oleh negara lain.
Bukan tanpa bukti. Warisan Indonesia pernah diklaim oleh bangsa lain. Wayang kulit pernah diklaim oleh Malaysia sebagai bagian dari budaya mereka. Hal ini dikarenakan beberapa orang Indonesia yang menetap di sana kerap mengadakan pertunjukan wayang kulit.
Hingga pada akhirnya pada 27 November 2003 UNESCO mengakui Wayang Kulit sebagai warisan kebudayaan Indonesia.
Lagu Rasa Sayange yang merupakan milik Indonesia pernah digunakan Malaysia di salah satu iklan pariwisata Malaysia. Namun, polemik itu disudahi oleh Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia Rais Yatim yang mengakui lagu Rasa Sayange adalah milik Indonesia.
Kain batik juga tak luput dari klaim bangsa lain. Malaysia pernah mengklaim batik sebagai bagian dari budaya mereka. Hingga akhirnya, guna menghindari polemik berkepanjangan, pemerintah Indonesia segera mendaftarkan batik ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan. Meski telah didaftarkan sejak 3 September 2008, UNESCO baru mengakui batik sebagai warisan budaya Indonesia pada 2 Oktober 2009 setelah dilakukan pengujian.
Selain itu, masih banyak lagi warisan dari Indonesia yang diklaim bangsa lain. Seperti reog, rendang, hingga angklung. Padahal, notabene itu dari Indonesia.
"Benar-benar ini sebuah karya yang luar biasa, namun sempat hampir punah. Dan paling tidak keris ini tidak diakui negara lain, sehingga generasi penerus akan tahu bahwa keris ada maknanya tersendiri," ungkap pria yang akrab disebut Mas Abu itu.
Wali Kota sangat berharap kegiatan pameran ini bisa menjadi edukasi yang baik bagi masyarakat, sehingga generasi penerus akan tahu bahwa dalam suatu karya memiliki cipta rasa yang luar biasa. Seperti halnya dalam goresan-goresan lukisan para seniman juga berbeda dan ada maknanya.
"Kota Kediri ini kotanya kecil dan butuh sentuhan seni. Mudah-mudahan seniman-seniman bisa terangkat dan berkolaborasi dengan masyarakat kota kediri," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Tosan Aji dan Keris Panji Joyoboyo Kediri Imam Mubarok mengatakan pada pameran kali ini mengambil tema Panjalu Jayati yang memiliki arti Kediri Menang. Prasati tersebut ditulis tahun 1135 penyatuan Jenggala dan Panjalu oleh Prabu Jayabaya.
"Jadi Panjalu Hayati merupakan peringatan tolok ukur betapa pentingnya persatuan dan kesatuan. Saya berharap keris yang diakui oleh UNESCO tanggal 25 November 2005 menjadi tolok ukur bahwa keberhasilan kebudayaan itu menjadi hal penting dalam peradaban yang ada," ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga mendapatkan penghargaan sebagai Sahabat Senapati Nusantara dari Sekjen Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji Nusantara (Senapati Nusantara) Hasto Kristiyanto.
Penghargaan tersebut diberikan kepada Wali Kota Kediri oleh Wasekjen Senapati Nusantara Nurjianto, karena Kediri memiliki kepedulian dan ambil bagian dalam pelestarian seni tosan aji.
Ketika keris peninggalan abad ke-8 dipamerkan
Rabu, 21 Agustus 2019 16:58 WIB
Benar-benar ini sebuah karya yang luar biasa, namun sempat hampir punah.