"Secara khusus saya minta tolong didoakan supaya Jember segera dijadikan sebagai embarkasi haji dan umrah seperti keputusan Presiden Joko Widodo," katanya saat melepas ribuan JCH Jember di Jember, Selasa.
Menurutnya, pembangunan asrama haji tahap pertama akan dilaksanakan pada tahun 2019 dan asrama tersebut rencananya bisa menampung sebanyak 500 orang.
"Kalau ada embarkasi haji dan umrah di Jember, maka JCH dari Jember, Bondowoso, Lumajang, Situbondo, dan Banyuwangi cukup berangkat dari Jember saja," tambahnya.
Ia berharap tidak ada JCH asal Jember yang membawa barang dagangan atau barang-barang lainnya yang melanggar, sehingga harus ditindak tegas, agar tidak mengganggu jalannya ibadah haji.
"Saya imbau jamaah calon haji Jember untuk menjaga kesehatan dan fokus pada ibadah, serta dapat menjaga kekompakan, tolong menolong, menjaga nama baik Jember dan Indonesia selama di Tanah Suci nanti," jelasnya.
Sesuai evaluasi yang dilakukan tahun ke tahun, lanjutnya pemerintah memberi bantuan alat komunikasi untuk ketua kelompok terbang (kloter) supaya dapat mengkoordinir anggotanya dengan mudah dan panduan tambahan berupa buku-buku doa sebelum berangkat dan sesudah haji.
Termasuk tambahan tenaga TPHD dari Kabupaten Jember, tenaga medis, dan bantuan umum, serta panduan keagamaan untuk melengkapi TPHI (Tim Pemandu Haji Indonesia) dan TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia), sehingga jamaah calon haji bisa terlayani dengan maksimal.
Faida juga mengimbau seluruh jemaah calon haji mewaspadai cuaca ekstrem di Arab Saudi, sehingga sangat penting untuk menjaga kesehatan dan menggunakan waktu sebaik mungkin untuk menjalankan ibadah haji.Kepala Kantor Kementerian Agama Jember Muhammad mengatakan jumlah calon haji tahun 2019 yang berangkat dari Kabupaten Jember sebanyak 1.984 orang, termasuk Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) sebanyak 10 orang.
"Diantara jamaah calon haji asal Jember itu terdapat calon haji tertua bernama Armo yang berusia 98 tahun, sedang yang termuda adalah Muhammad Kafin berusia 18 tahun," tambahnya.