Banyuwangi (ANTARA) - Seribuan perantau (diaspora) asal Banyuwangi memadati Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu, dalam acara "Diaspora Banyuwangi" yang sejak beberapa tahun rutin digelar oleh pemerintah daerah setempat saat libur Lebaran.
Dalam sambutannya, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan Diaspora Banyuwangi selalu digelar rutin setiap tahun sejak 2012, dan ini menjadi media penting bagi Pemkab Banyuwangi untuk menyampaikan perkembangan pembangunan daerah sekaligus meminta masukan dari perantau.
"Dalam kesempatan ini, kami mengajak para perantau untuk berkolaborasi membangun daerah. Silakan bikin sesuatu di Banyuwangi, usaha pertanian, peternakan, pariwisata dan sebagainya sesuai minat bapak/ibu semua, ayo bareng-bareng majukan daerah," kata Bupati Anas.
Selain itu, Bupati Banyuwangi dua periode itu juga memaparkan berbagai perkembangan Banyuwangi, mulai dari Bandara Internasional Banyuwangi, pengembangan pariwisata hingga industri pabrik kereta api terbesar di Indonesia yang saat ini tengah dibangun di Banyuwangi.
"Saat ini, di Banyuwangi juga sedang dibangun industri kereta api terbesar di Indonesia yang dilengkapi dengan museum kereta api. Industri tersebut juga berarsitektur khas rumah masyarakat Suku Osing, sehingga bakal menjadi ikon baru Banyuwangi," paparnya kepada perantau.
Anas juga mengemukakan, sejumlah program sosial yang telah dijalankan, seperti pendistribusian makanan bergizi gratis setiap hari kepada lebih dari 3.000 warga lanjut usia miskin, yang merupakan hasil kolaborasi Pemkab Banyuwangi, pemerintah desa dan Badan Amil Zakat.
"Kami juga menjadikan puskesmas sebagai mal orang sehat, bukan lagi orang baru datang ke sana saat sakit. Sebelum Lebaran kemarin saya ke Puskesmas Jajag, alhamdulillah luar biasa daftar kunjungan orang sehat untuk konsultasi gizi, sanitasi atau cek darah meningkat," ujarnya.
Bupati Anas juga menginginkan upaya promotif dan preventif kesehatan ditingkatkan, dan para perantau diharapkan bisa ikut bantu menyosialisasikan.
"Agar tetap sehat, jangan menunggu sakit baru datang ke puskesmas," ucap Anas.
Menurut Anas, dalam kegiatan Diaspora Banyuwangi tahun ini juga dihadirkan beragam usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan para perantau bisa langsung melihat dan belanja oleh-oleh dari UMKM setempat.
"Mengapa kami hadirkan UMKM langsung di lokasi pendopo ini? Karena kami ingin membangun kedekatan, bukan saja beli oleh-oleh, tapi kami bangun kesadaran untuk mencintai, membeli dan mempromosikan produk Banyuwangi," tuturnya.
Para perantau asal Banyuwangi menyambut positif perkembangan kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu, dan salah satunya, Yanti, seorang pengusaha perjalanan wisata yang membuka bisnis di Jepang.
"Sekarang pulang ke Banyuwangi lebih mudah karena sudah ada bandara, dan dulu harus ke Surabaya, lalu perjalanan darat berjam-jam. Saya berharap Banyuwangi terus maju, sehingga bisa ada penerbangan dari Jepang langsung ke Banyuwangi," katanya.
Yanti juga menyampaikan siap membantu mempromosikan Banyuwangi di luar negeri.
"Dulu cukup sulit untuk menjelaskan tentang Banyuwangi, tapi sekarang banyak orang yang mengenal Banyuwangi," ucapnya.
Kegiatan Diaspora Banyuwangi yang dihelat setiap libur Lebaran ini, juga selalu dihadiri Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara.
Perantau yang hadir mengenakan batik dan udeng khas Banyuwangi, para perantau dari berbagai kota dan negara ini, selain bersilaturrahim dengan Bupati Anas, sebelumnya juga disuguhi tarian gandrung.
Selain itu, beragam kuliner lokal khas Banyuwangi disajikan, mulai rujak soto, nasi tempong, pecel pitik dan ayam kesrut. (*)
Video Oleh Novi Husdinariyanto
Seribuan perantau hadiri Diaspora Banyuwangi (Video)
Sabtu, 8 Juni 2019 17:10 WIB
Dalam kesempatan ini, kami mengajak para perantau untuk berkolaborasi membangun daerah