Surabaya (ANTARA) - Inovasi bambu karya dua mahasiswa Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (Ubaya) Arby Maulana dan Prasetiya Marani Kartajaya meraih penghargaan "The Best Trend Implementation Design" pada ajang kompetisi Design Camp #1.
Arby Maulana di kampus setempat, Jumat, mengatakan inovasi berjudul Bambookoe meraih penghargaan di kompetisi yang diikuti oleh 32 mahasiswa desain produk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari seluruh Indonesia.
"Bambookoe dari kreasi bambu berupa lampu tidur dan "stationary" yang dibuat multifungsi," kata Arby.
Dia menjelaskan, ukiran pada produk lampu tidur memiliki filosofi yang terinspirasi dari "icon" kota Surabaya seperti patung Sura dan Baya, bambu runcing, anyaman, dan kobaran api.
"Selain digunakan sebagai lampu tidur, bagian bambu runcing dapat digunakan meletakkan kuas atau alat tulis. Kemudian ada ukiran api yang menunjukkan semangat arek-arek Suroboyo yang memiliki sejarah perjuangan di kota Pahlawan. Terakhir saya membuat anyaman untuk memperkenalkan anyaman bambu," kata Arby.
"Melalui kompetisi ini, kami dapat memotivasi pekerja pengrajin bambu untuk menciptakan terobosan baru di era milenial. Jadi selain kami mendapat ilmu terkait pengolahan bambu secara tradisional dari mereka, kami juga memberikan feedback berupa ide baru yang bisa diproduksi pengrajin nantinya," ujarnya.
Sedangkan produk stationary terdiri dari beberapa tempat yang dapat digunakan untuk menyimpan peralatan kantor atau alat tulis, jam tangan, kacamata, dan masih banyak yang lain.
Prasetiya menjelaskan, proses perencanaan produk yang dia lakukan bersama Arby yakni menggambar serta mempersiapkan produk selama kurang lebih dua minggu.
"Setelah eksplorasi dan terjun secara langsung di tempat pengrajin, kami menjadi lebih termotivasi untuk membuat produk bambu yang bermanfaat dan diminati banyak orang," tuturnya.
Karya Bambookoe oleh tim Ubaya dinilai memiliki proses pembuatan yang cepat serta sederhana namun memiliki estetika yang berdaya jual tinggi.
Hal ini membuat tim Ubaya penghargaan karena melihat unsur keindahan, memiliki waktu produksi yang cepat, dan bisa diimplementasikan oleh pengrajin bambu.
"Saya berharap melalui desain karya produk yang telah kami buat, material bambu bisa lebih dikenal masyarakat luas dan bisa mengubah persepsi masyarakat bahwa bambu bisa menjadi produk yang elegan. Bambu juga mampu menjadi karya futuristik," ucap Prasetiya.
Sementara itu, Kepala Program Studi Desain Produk FIK Ubaya sekaligus Dosen Pembimbing Kompetisi Wyna Herdiana menuturkan, Arby dan Prasetiya telah menunjukkan bahwa bambu bisa menjadi karya produk yang bagus.
"Di sini mahasiswa belum pernah menggunakan bambu sebagai bahan 'prototype' produk karena bentuk bambu yang silinder dan kurang luwes sehingga sulit jika ingin dibentuk menjadi produk yang tidak bulat, berbeda dengan rotan.
Dengan penghargaan itu, dia berharap mahasiswa yang lain bisa terinspirasi untuk bermain membuat produk menggunakan bambu.(*)