Malang (ANTARA) - Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo Malang Dr Nurholis Sunuyeko mengemukakan pondok pesantren (Ponpes) tidak hanya sebagai tempat belajar agama dan sekolah reguler semata, tetapi juga bisa menjadi laboratorium untuk pengembangan pembelajaran.
Untuk mewujudkan impian menjadikan Ponpes sebagai laboratorium pembelajaran, IKIP Budi Utomo (IBU) menggandeng Ponpes Bahrul Maghfiroh dengan durasi waktu hingga lima tahun ke depan.
"Kami akan membawa Ponpes ini sebagai laboratorium pembelajaran sekaligus menerapkan proses belajar mengajar berbasis teknologi sebagai upaya menyongsong digitalisasi industri (4.0) dalam berbagai aspek," kata Nucholis Sunuyeko di sela penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Ponpes Bahrul Maghfiroh Kota Malang, Kamis malam.
Lebih lanjut, Nurcholis yang juga Ketua Forki Kota Malang itu, untuk tahap awal IKIP Budi Utomo akan memberikan perangkat teknologi untuk mendukung proses belajar mengajar di Ponpes yang memiliki lembaga pendidikan formal mulai SD hingga SMA tersebut, karena IKIP akan menerapkan program pengajaran tanpa kertas alias paperless seperti yang diterapkan dalam perkuliahan di IKIP.
Lebih lanjut, Nurcholis mengatakan kerja sama ini sebagai proyek percontohan bagi kedua lembaga untuk mendapatkan pendidikan jasmani dan rohani, baik dunia maupun akhirat.
"Pada intinya, kami mengemban misi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hanya modelnya kami kolaborasikan dengan pendidikan berbasis pesantren, sehingga fungsi dan manfaatnya sebagai laboratorium pembelajaran dan pengembangan penelitian yang bertradisi ponpes modern," paparnya.
Dalam proses belajar mengajar di Ponpes, kata Nurcholis, sekaligus dilakukan penelitian terkait pengembangan pendidikan ke depan. "Mungkin saja ada penemuan metode pembelajaran yang lebih baik dan bisa dikembangkan dan diterapkan dalam dunia pendidikan kekinian," tuturnya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh Prof Dr Muhammad Bisri mengaku bangga bisa bekerja sama dengan IBU Malang. "Kami senang dan bangga bisa menjalin kerja sama dengan IBU, sebab di Malang saat ini satu-satunya IKIP hanya IKIP Budi Utomo," kata mantan Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang tersebut..
Bahrul Maghfiroh, katanya, siap menerima model pembelajaran yang akan diterapkan IKIP Budi Utomo di Ponpes ini. Apalagi, model pembelajaran yang akan diterapkan IBU Malang itu berbasis teknologi.
Menurut dia, itu sangat tepat untuk menyiapkan kader-kader dan para calon pemimpin di era revolusi industri 4.0 ini. "Kami serahkan sepenuhnya model pembelajaran di Ponpes ini kepada IBU dan saya yakin Ponpes ini ke depan akan lebih baik dan mampu mengimbangi perkembangan zaman dan pesatnya teknologi," ucapnya.
Kerja sama ini, kata Bisri, cukup baik bagi kedua lembaga. Selain santri memperoleh pembelajaran baru melalui paperless berbasis teknologi, juga bagaimana ustadz dan ustadzah mengajar yang baik dan benar, sesuai kurikulum, dan teknologi pembelajaran.
"Saya yakin Bahrul Maghfiroh akan semakin maju. Saya berharap kerja sama tidak hanya sampai disini, namun terus berlanjut, sehingga sinergitas, baik dari sisi agama dan pengetahuan, akan memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat," ucap Bisri.
Dalam praktiknya nanti, IBU akan melaksanakan tiga misi perguruan tinggi di Ponpes tersebut, yakni yang berkaitan dengan akademik, riset dan pengabdian masyarakat.
Sebelumnya, IBU juga menggelar TOT bagi para ustadz dan ustadzah PP Bahrul Maghfiroh guna mempermudah kolaborasi proses penelitian, pembelajaran, dan uji coba bagi kedua pihak yang terlibat.
Rektor IBU: Ponpes pun bisa jadi laboratorium pembelajaran
Jumat, 17 Mei 2019 10:00 WIB
Kami akan membawa Ponpes ini sebagai laboratorium pembelajaran sekaligus menerapkan proses belajar mengajar berbasis teknologi sebagai upaya menyongsong digitalisasi industri (4.0) dalam berbagai aspek