Surabaya (Antaranews Jatim) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengungkapkan konten hoaks yang ada di media sosial saat ini semakin merata dan bermacam-macam.
"Konten hoaks merata, bahkan gempa pun dibikin hoaks. Itu kan keterlaluan. Menurut saya itu dosanya dua kali, pertama dosa hoaks, kedua mendzalimi orang terkena musibah," kata Rudiantara usai memberikan materi di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jumat.
Selain itu, hoaks paling yang paling banyak adalah tentang pemilu.
Oleh karena itu, Rudiantara mendorong anak muda atau mahasiswa bermedia sosial dengan bijak.
"Namanya pesta demokrasi itu harus senang. Masak namanya pesta malah ada yang berantem di rumahnya, itu tidak selayaknya disebut pesta," katanya.
Terkait penyebaran hoaks yang semakin banyak, Rudiantara menyatakan pemerintah proaktif salah satunya dengan melakukan literasi. Sementara untuk jangka menengah, Kominfo melakukan pembersihan terhadap konten-konten tersebut di dunia maya dan selanjutnya dicek.
Dia mengakui, proses yang memerlukan waktu adalah proses verifikasi. Pasalnya verifikasi tidak hanya di Kominfo semua. Jika hoaks tentang kesehatan maka pihaknya akan berkoordinasi dengan Kemenkes.
"Kita proaktif, tidak hanya mengajak orang aktif di situs antihoaks Kominfo, tapi juga menyebarkan temuan-temuan hoaks," ucapnya.
Sementara itu Plt Kepala Biro Humas Kemenkominfo Fedinandus Setu mengatakan, pada bulan Januari 2019, ada 175 hoaks yang 81 di antaranya terkait pemilu. Sementara di Februari ada 15 hoaks.
"Paling banyak ditemukan mereka mulai dari Facebook, Twitter, Instagram dan Whatsapp. Mereka membuat dulu di Twitter lalu di-'apture' lalu dikirim lewat whatsapp. Hoaks yang sama dikirim ke keseluruhan platform," katanya.
Mengenai tindak lanjutnya, Kominfo melakukan "take down" akun bekerja sama dengan seluruh media sosial. Selanjutnya akun-akun itu datanya dikirim ke Polri untuk diproses penegakan hukumnya.(*)
Menkominfo: Konten Hoaks di Medsos Semakin Merata
Jumat, 8 Februari 2019 14:05 WIB
Kita proaktif, tidak hanya mengajak orang aktif di situs antihoaks Kominfo, tapi juga menyebarkan temuan-temuan hoaks