Surabaya (Antaranews Jatim) - Pertamina akan melakukan optimasi suplai terminal BBM di Manggis, Karangasem, Bali, untuk meningkatkan kehandalan pasokan avtur, khususnya untuk kebutuhan operasional bandara di Bali dan Nusa Tenggara.
General Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V yang meliputi wilayah Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara, Ibnu Chouldum dalam keterangan persnya di Surabaya, Jumat, mengatakan, optimasi adalah melakukan mengalihkan pola suplai, yang sebelumnya melalui fasilitas FSO (Floating Storage & Offloading) di perairan Kalbut, Situbondo, menjadi melalui "supply point" darat di Terminal BBM Manggis.
Dengan perubahan pola suplai, Ibnu berharap dapat lebih menjamin keamanan pasokan di Bandara Ngurah Rai, atau memperpendek Round Trip Days dari 3,5 hari menjadi 2,5 hari, karena semakin dekatnya supply point avtur.
"Kami juga telah meningkatkan kapasitas penyimpanan avtur di Terminal BBM Manggis dari 20.000 kilo liter (KL) menjadi 30.000 KL, dan di pertengahan Februari 2019 akan ditingkatkan lagi menjadi 40.000 KL," katanya.
Ia mengatakan, Bandara Ngurah Rai Bali merupakan salah satu bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia, dengan kebutuhan Avtur rata-rata sebesar 2.500 kilo liter/hari.
Oleh karena itu, kehandalan pasokan avtur perlu dijaga, dan perubahan pola suplai ini akan memberikan dampak potensi efisiensi sekitar 7,3 juta dolar AS, atau setara dengan Rp106 miliar per tahun.
Selain itu, dengan mengurangi penggunaan 1 (satu) kapal FSO type MR yang sandar di perairan Kalbut, Situbondo, efisiensi juga diperdari pengurangan penggunaan dua kapal kecil sebagai dampak pengurangan waktu tempuh ke Dermaga Benoa.
Pola suplai avtur di Bandara Ngurah Rai sebelumnya menggunakan kapal bertipe Medium Range (MR) dari RU (Refinery Unit) IV Cilacap. Avtur selanjutnya diisikan ke FSO berupa kapal tipe MR yang diapungkan di perairan Kalbut, Situbondo.
Kemudian secara reguler, avtur dibawa menggunakan kapal tipe kecil sebanyak tiga kapal berukuran maksimal 8.000 DWT (deadweight tonnage) ke Dermaga Benoa untuk dibongkar dan dipompakan ke DPPU (Depot Pengisian Pesawat Udara) Ngurah Rai.
Sedangkan setelah dilakukan optimasi, suplai avtur dari RU IV Cilacap diangkut langsung ke Terminal BBM Manggis untuk disimpan dalam tangki darat, untuk kemudian dikirimkan ke Dermaga Benoa menggunakan kapal berukuran kecil.
Dari Dermaga Benoa, avtur dipompakan ke DPPU Ngurah Rai menggunakan pipa.
Sementara itu, pola ini membuat beberapa upaya perlu dilakukan, antara lain menyiapkan sarana jalur produk avtur di sarana tambat kapal Terminal BBM Manggis.
Upaya lainnya adalah meningkatkan "flowrate discharge" avtur dari semula 180 KL/hr menjadi 400 KL/HR, dengan sistem "double manifold" serta dengan pipanisasi berdiameter lebih besar dari Dermaga Benoa sampai DPPU Ngurah Rai, sepanjang 8 kilo meter, yang telah diselesaikan pada Juli 2018.
"Kami akan terus berkomitmen untuk melayani kebutuhan energi nasional dengan tetap melakukan efisiensi di segala lini khususnya. Termasuk di Direktorat Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur, efisiensi ini dimaksudkan untuk dapat menekan biaya distribusi produk, sehingga dapat lebih kompetitif dan mampu menjangkau seluruh pelosok negeri," katanya. (*)