Surabaya (Antaranews Jatim) - Tersangka kasus pengaturan skor Vigit Waluyo membenarkan dirinya pernah dimintai bantuan oleh mantan Direktur PT Liga Indonesia, Andi Darussalam Tabusala untuk memenangkan kesebelasan Kalteng Putra.
"Memang betul sekali itu tidak bohong (Andi Darussalam pernah meminta bantuan, red). Dia bilang ke saya, Git tolong bantu memenangkan pertandingan," kata Vigit usai diperiksa Satgas Antimafia Bola di Mapolda Jatim, di Surabaya, Kamis.
Vigit mengungkapkan, dia diminta membantu memenangkan Kalteng Putra saat melawan Semen Padang di babak 8 besar Liga 2 Indonesia 2018. Namun demikian, kata Vigit, dirinya tidak berhasil mengatur pertandingan tersebut.
"Akhirnya kalah juga. Karena pertandingan saat itu wasitnya semua dari Sumatera, yang bermain klub asal Sumatera yaitu Semen Padang. Dan bermain di Padang pula," ujar Vigit.
Sebelumnya Vigit mengaku ada tiga klub Liga 2 pada musim kompetisi 2018 yang sering meminta bantuan. Ketiganya adalah PSMP Mojokerto Putra, PSS Sleman dan Kalteng Putra. Untuk PSS Sleman, dia mengaku telah menitipkan klub tersebut hingga menjadi juara Liga 2 musim lalu.
"Cuman memang kami menitipkan itu kepada Komite Wasit agar tetap dilindungi agar tidak ada kontaminasi dari pihak lain," kata dia.
Meski begitu, kondisi tim PSS sendiri cukup bagus sehingga ketika bertanding tidak mengalami kesulitan.
"Pada waktu PSS Sleman di 'event' 4 dan 8 besar kami tidak melibatkan banyak pihak. Tapi karena memang itu udah ada dalam permainan itu beberapa oknum PSSI melindungi agar prestasi tim terjaga baik," ucapnya.(*)
Baca juga: Vigit Akui Setor Sejumlah Uang ke Komite Wasit
Baca juga: Vigit Waluyo Bantah Dikendalikan Bandar Judi Internasional
Baca juga: Ada Tiga Klub Sering Minta Dibantu Vigit Waluyo
Baca juga: Satgas Antimafia Bola Periksa Vigit Terkait Pengaturan Skor Liga 2