Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Pertamina EP Cepu (PEPC) membantu anak berkebutuhan khusus (ABK) di Sekolah Luar Biasa (SLB) PGRI Kalitidu, Bojonegoro, Jawa Timur, berupa 10 paket media untuk mengembangkan tanaman hidroponik agar para siswa bisa mandiri.
Jambaran Tiung Biru (JTB) "Site Office and Public Government Affair (PGA) Manager" PEPC Kunadi, di Bojonegoro, Kamis, menjelaskan sumbangan 10 paket media itu, berupa media tanam, paralon, pompa untuk pengairan, tanaman hidroponik, antara lain, selada, sawi daging dan kucai.
Ia mengharapkan dengan adanya bantuan media untuk budi daya tanaman hidroponik itu, SLB PGRI Kalitidu, yang memiliki 60 siswa bisa mengembangkan tanaman hidroponik sehingga para siswa bisa mandiri sebagai penunjang masa depannya.
"Mudah-mudahan dengan bantuan ini para siswa lebih terpacu lagi untuk berprestasi," ucapnya, menegaskan.
Yang terpenting, menurut dia, sekolah dapat mengantarkan para siswanya untuk menjadi manusia yang mampu mandiri dan lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Pada kesempatan itu, ia memohon doa untuk kelancaran dan keselamatan pelaksanaan proyek Unitisasi JTB yang sedang dilaksanakan oleh PEPC.
Kepala Sekolah Sekolah Luar Biasa (SLB) PGRI Kalitidu, Bojonegoro Sri Purwi Handayani mengatakan berusaha mengarahkan para siswanya menjadi generasi mandiri, walaupun memiliki keterbatasan.
"Siswa-siswi kami arahkan memang untuk menjadi generasi yang mandiri, kebutuhan khusus mereka tidak menjadi penghalang," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengaku kemudian bertekad mengembangkan budidaya tanaman hidroponik diatas kolam ikan nila di lingkungan sekolahan.
"Karena kami lihat sepertinya siswa-siswi tertarik sekali untuk bercocok tanam. Terbukti kebun kami juga sangat asri, itu semua para siswa juga turut memeliharanya," tuturnya.
Dari data pada Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro, menyebutkan pada 2018 ada lebih dari 1.000 anak berkebutuhan khusus (ABK) mulai tunarungu, tunanetra, tunadaksa, tunagrahita, hiperaktik, tunalaras, kesulitan belajar, juga yang lainnya, dengan usia pra sekolah hingga sekolah menengah atas.
Proyek unititasi pengembangan gas JTB diawali dengan peletakkan batu pertama oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 25 September 2017.
Proyek dengan investasi sebesar 1,547 miliar dolar Amerika Serikat bisa berjalan setelah ada pengurangan "plant of development" (POD) dari 2,1 miliar dolar Amerika Serikat menjadi 1,547 miliar dolar Amerika Serikat.
Selain itu, juga ada kesepakatan antara PT Pertamina EP dengan PLN sebagai pembeli gas JTB dengan harga 7,6 dolar Amerika Serikat/juta standar kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD) (*)