Banyuwangi (Antaranews Jatim) - PT Bumi Suksesindo (BSI), pengelola tambang emas dan mineral di Tambang Tujuh Bukit, Banyuwangi, Jawa Timur, menargetkan peremukan biji, penumpukkan dan pengolahan emas sebanyak 6,2 juta ton pada tahun 2019.
Direktur PT BSI Boyke Abidin di Banyuwangi, Minggu mengatakan, target tersebut sejalan dengan ekspansi lapisan oksida di wilayah itu, sebesar dua kali lipat menjadi 8 juta ton per tahun dan akan rampung pada kuartal pertama 2019.
Boyke mengatakan, PT BSI telah mengelola tambang dan memproduksi emas di Tambang Tujuh Bukit secara efisien melalui penggunaan teknologi heap leach (pelindihan) yang sangat memperhatikan aspek lingkungan.
"Melalui pemanfaatan teknologi yang tepat dan kontrol kinerja yang baik, produksi emas di Tambang Tumpang Pitu sangat efisien," katanya.
Efisiensi produksi emas di tambang Tujuh Bukit dipengaruhi teknologi penambangan yang menggunakan model heap leach yang menggunakan sistim SAG (Semi Autogenous Grinding) Mill.
"Kami juga mampu melakukan efisiensi produksi berkat jarak pengangkutan bahan baku emas yang lebih dekat, serta konsumsi sianida dan konsumsi listrik yang lebih rendah dari perkiraan," katanya.
Pada tahun 2018, kata dia, untuk produksi emas PT BSI ditargetkan meningkat menjadi 155.000 ounces (oz) - 170.000 oz emas, dan laporan yang masuk sampai Semester I 2018, produksi emas sebanyak 83.713 oz dan perak 48.226 oz.
Boyke mengaku, pada tahun 2017 adalah bagian terpenting bagi PT BSI karena berhasil mencapai produksi perdana emas dan perak dari Tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur, yakni 142.468 ounce (oz) emas dan 44.598 oz perak sepanjang 2017.
Sementara itu, Boyke mengaku tercapainya produksi pada 2017 juga mendorong perusahaan untuk aktif mengembangkan ekonomi daerah dan nasional, salah satunya memberikan dampak positif bagi masyarakat.
"Program hibah kepemilikan saham kepada pemerintah daerah adalah salah satunya, dan telah menjadikan Pemkab Banyuwangi sebagai salah satu pemegang saham terbesar di tambang Tumpang Pitu. Kepemilikan saham tersebut melalui PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), induk usaha dari PT BSI," katanya.
Kepemilikan saham oleh Pemkab Banyuwangi, diharapkan akan memberikan keuntungan yang besar bagi masyarakat Banyuwangi secara keberlanjutan.
BSI juga telah mengakomodir kepentingan daerah dengan penggunaan tenaga kerja lokal, dan tercatat tenaga kerja di tambang termasuk seluruh karyawan dan kontraktor berjumlah 1.795 orang, terdiri dari 99 persen warga negara Indonesia dan 1 persen ekspatriat. Dari angkatan kerja, 60 persen berasal dari Kabupaten Banyuwangi, termasuk sekitar 38 persen dari Kecamatan Pesanggaran setempat.(*)