Surabaya (Antaranews Jatim) - Pergelaran Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2018 pada 17 November 2018 yang menyajikan kolaborasi antara pelaku batik lokal dan Italia diharapkan mampu mendongkrak daya saing perajin batik setempat.
“Sebanyak 110 busana batik bakal ditampilkan di BBF 2018 dan menjadi ajang milik perajin lokal untuk bisa bersanding dengan desainer nasional,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melalui siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, Jumat.
Pihaknya mengolaborasikan UMKM batik Banyuwangi dengan desainer kondang nasional dan internasional, seperti Ali Charisma, Priscilla Saputro, Dewa Gita dan Nely Gunawan, bersama desainer busana batik asal Italia, Milo Miliavicca.
Pada ajang tahunan tersebut, festival kali ini mengangkat tema “Gedhegan” yang merupakan salah satu motif batik khas Banyuwangi.
Para perajin batik Banyuwangi, kata dia, telah diberdayakan dengan berbagai pelatihan untuk mengerek kualitasnya, termasuk para pelaku industri batik nasional juga dilibatkan ke sentra-sentra batik lokal.
“Ternyata para pelaku batik nasional takjub dengan karya pembatik Banyuwangi. Hal ini juga menandakan bahwa Batik Banyuwangi sudah semakin berkelas dan cocok dengan tren pasar nasional, bahkan internasional,” ucapnya.
Menurut dia, banyak desainer dan pelaku batik Banyuwangi yang terus eksis dan tumbuh, seperti Sanet Sabintang, Isyam Syamsi, Ridho, Olys, dan beberapa nama lainnya.
BBF 2018 juga akan dimeriahkan dengan penampilan spesial penyanyi Melly Goeslaw yang akan tampil menggunakan busana batik Banyuwangi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banyuwangi Sih Wahyudi mengatakan pembatik yang terlibat pada BBF kali ini ada 20 usaha mikro batik setelah melalui proses kurasi terhadap desain motif dan kesiapan produksi untuk menerima order berkelanjutan.
Terkait motif, lanjut dia, Gedhegan (anyaman bambu) dipilih karena bermakna kesederhanaan yang berarti sederhana dalam keanekaragaman untuk mencapai kebaikan. (*)