Surabaya (Antaranews Jatim) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengklaim tata kelola dana desa (DD) saat ini lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Mendes Eko usai mewisuda peserta Akademi Desa 4.0 di Universitas Pembangunan Negeri (UPN) "Veteran" Jawa Timur di Surabaya, Selasa mengatakan tata kelola yang lebih baik itu dilihat dari penyerapan dana yang lebih bagus di mana pada 2017 serapannya mencapai 98 persen dibanding tahun 2015 yang hanya 82 persen dan ditargetkan dapat menjadi 99 persen di tahun ini.
"Itu menunjukan tata kelolanya lebih baik karena kalau penyerapan itu berpengaruh dengan tata kelola. Dana desa ini kan dibagi tiga tahap. Tahap berikutnya belum bisa dicairkan kalau laporan hasil auditnya belum bisa diterima. Ini menunjukan persoalannya lebih sedikit," kata Eko.
Eko menjelaskan efektifitas penyaluran dana desa juga terlihat dari capaian pembangunan yang memanfaatkan dana desa tersebut. Di mana dari penyaluran dana desa selama empat tahun, sudah bisa membangun 150 ribu kilometer jalan desa, puluhan ribu Paud, Polindes, jembatan dan sebagainya.
Selain itu dana desa tersebut juga diakuinya berpengaruh besar terhadap penurunan kemiskinan di desa. Di mana pada 2017, untuk pertama kalinya penurunan kemiskinan di desa lebih besar daripada penurunan kemiskinan di kota.
"Indonesia tahun ini pertama kali kemiskinan menyentuh `single digit`, yaitu 9,82 persen. Yang menarik, dari penurunan 1,82 juta jiwa tahun lalu, di desa lebih banyak. Di desa penurunannya 1,2 juta jiwa, di kota cuma 580 ribu jiwa," ujar Eko.
Dia mengakui program dana desa masih belum sempurna dan masih banyak yang harus disempurnakan. Namun jika diperhatikan, ada kemajuan yang luar biasa.
"Kalau ini bisa terus dijalankan, saya yakin dalam waktu lima tahun ke depan, jumlah orang miskin di desa akan lebih rendah daripada di kota. Angka stunting juga akan hilang," ucap Eko.(*)