Tulungagung (Antaranews Jatim) - Produksi fillet (daging tanpa tulang) ikan patin di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur meningkat dua kali lipat selama kurun dua tahun terakhir, yakni dari sebelumnya di kisaran 5-6 ton per hari menjadi 12 ton.
"Produksi perikanan untuk komoditas ikan patin di sini meningkat pesat. Produksi besar dan pasarnya (permintaan) juga tinggi. Tahun ini pertimbuhan (produksinya) pesat sekali," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tulungagung Tatang Suhartono di Tulungagung, Senin.
Untuk produksi perikanan saja di Tulungagung secara keseluruhan telah mencapai 56 ton per hari.
Namun tidak semua diolah di industri hilir menjadi fillet.
Sebagian besar di antaranya langsing dikirim ke pasar-pasar ikan, untuk konsumsi lokal serta industri pengolahan di luar daerah.
Sekitar 20 persen yang masuk ke induatri hilir pengolahan fillet yang dikelola sistem kemitraan yang telah bekerjasama dengan industri besar, dengan pendampingan langsung dinas perikanan.
"Sistem kemitraan dalam rantai industri pengolahan ikan patin menjafi fillet ini sangat menguntungkan bagi pembudidaya, mitra maupun perusahaan yang menjadi induknya. Karena sebagian besar biaya oroduksi dibantu, sementara harga jual sudah pasti dengan margin keuntungan yang telah ditentukan sebelumnya," papar Tatang.
Ia menjelaskan, dalam induatri fillet ikan patin tak hanya diambil dagingnya.
Bagian lain juga laku, di antaranya kepala, kulit, dan isi perut, bisa dimanfaatkan, seperti untuk tepung ikan dan pakan ternak.
Kepala patin sendiri dihargai sekitar Rp1.500 sampai Rp2 ribu per kilogram.
Dari data Dinas Peternakan Tulungagung, meningkatnya produksi ikan patin, tak lepas dari luasan kolam miliki pembudidaya di Tulungagung.
Saat ini, luasan kolam untuk perikanan patin di Tulungagung sudah mencapai 60-anhektar, dari dua tahun sebelumnya sekitar lima sampai enam hektar.
Dalam sehari, dari luasan lahan itu, bisa dihasilkan sekitar 56 ton ikan patin segar.
Harga impas atau Break Event Point (BEP) untuk budidaya patin, dipatok sebesar Rp11 ribu per kilogram.
Pengelola kemitraan membeli hasil panen petani dengan harga sekitar Rp14.500 per kilogram.
Dan pabrik membeli dengan harga Rp15.500 per kilogram. Dengan begitu, petani ada margin keuntungan sekitar Rp3.500 per kilogram. (*)
Produksi Fillet Ikan Patin di Tulungagung Meningkat
Senin, 10 September 2018 23:19 WIB
"Sistem kemitraan dalam rantai industri pengolahan ikan patin menjafi fillet ini sangat menguntungkan bagi pembudidaya, mitra maupun perusahaan yang menjadi induknya. Karena sebagian besar biaya oroduksi dibantu, sementara harga jual sudah pasti dengan margin keuntungan yang telah ditentukan sebelumnya," papar Tatang.