Malang (Antaranews Jatim) - Warga Malang Raya mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa barang kebutuhan pokok penting untuk korban gempa bumi Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dihimpun oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk wilayah Malang Raya.
Plt Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh ACT Malang dalam menghimpun bantuan kemanusiaan untuk korban gempa Lombok, NTB, tersebut. Total bantuan yang akan dikirimkan ke Lombok, NTB tersebut khusus dari wilayah Malang Raya sebanyak lima truk bahan pokok penting.
"Saya juga meminta kepada seluruh masyarakat Kota Malang, untuk terus menyalurkan bantuan melalui unit apapun. Karena kita merupakan bagian dari mereka (korban gempa Lombok)," kata Sutiaji, di Balai Kota Malang, Minggu.
Menurut Sutiaji, pihaknya dalam waktu dekat juga akan melakukan pemantauan langsung di wilayah-wilayah yang terdampak gempa. Pemerintah Kota Malang berencana untuk membangun sekolah dengan dana yang ada dan dana yang dikumpulkan oleh masyarakat.
Sutiaji menjelaskan, saat ini dana untuk bantuan pembangunan sekolak akibat gempa Lombok ada kurang lebih sebanyak Rp500 juta, ditambah dengan dana yang berhasil dihimpun oleh salah satu media sebanyak Rp130 juta. Diharapkan, bantuan masyarakat itu bisa terus bertambah.
"Saya yakin, bisa mencapai Rp1 miliar, kita akan membangun sekolah di sana," ujar Sutiaji.
Dalam kesempatan itu, Branch Manager ACT Malang Warang Agung mengatakan bahwa bantuan yang berhasil dikumpulkan oleh masyarakat tersebut akan langsung didistribusikan ke kurang lebih 127 posko. Posko tersebut tersebar di berbagai wilayah di Nusa Tenggara Barat, termasuk Sumbawa.
"Diperkirakan bantuan sampai di Lombok pada Senin malam, kita bisa langsung distribusikan. Selain itu kita akan bangun sebanyak 1.000 shelter sementara," kata Warang.
Shelter yang akan dibangun tersebut nantinya akan terintegrasi dalam konsep Integrated Community Shelter (ICS), dengan fasilitas yang ada berupa sekolah, sarana ibadah, dan juga shelter penampungan sementara dari korban gempa Lombok.
Warang menambahkan, saat ini di wilayah Lombok sudah memasuki musim penghujan. Dikhawatirkan, dengan masyarakat yang tidak siap, kondisinya akan semakin kurang baik. Rencananya, penggalangan dana untuk korban gempa Lombok akan berlangsung hingga tiga tahun kedepan.
"Penggalanangan ini akan dilakukan hingga tiga tahun kedepan, karena recovery cukup panjang. Kami terus mengajak masyarakat untuk membantu masyarakat Lombok," ujar Warang.
Tercatat, data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga 21 Agustus 2018, telah terjadi 1.005 gempa susulan pasca gempa bumi dengan kekuatan 7.0 Skala Richter yang mengguncang Pulau Lombok pada 5 Agustus 2018. Tercatat, gempa awalan terjadi pada Minggu 29 Juli 2018.
Gempa Lombok dipicu deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik dan berasosiasi dengan aktivitas Zona Sesar Naik Belakang Busur Flores.
Sebanyak tiga desa yakni Desa Sambik Bengkol Kecamatan Gangga, Dusun Beraringin Kecamatan Kayangan, Desa Selengan Kecamatan Kayangan mengalami gerakan tanah naik (thrust fault) mulai dari dua centimeter hingga 50 centimeter, berarah barat ke timur.
Berdasar catatan, mulai 29 Juli hingga 21 Agustus 2018, korban meninggal ada sebanyak 515 jiwa, dan korban luka-luka mencapai 7.145 jiwa. Jumlah pengungsi mencapai 431.416 jiwa, sebanyak 73.843 rumah rusak, dan sebanyak 798 fasilitas umum rusak.
Kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari gempa Lombok tersebut mencapai Rp7,7 triliun.(*)
Malang Raya Kirimkan Bantuan Kemanusiaan Ke Lombok
Minggu, 2 September 2018 14:30 WIB