Trenggalek (Antaranews Jatim) - Pasar Pon Trenggalek yang hangus terbakar akan direnovasi total sehingga lebih modern dengan konsep bangunan bertingkat dua lantai yang diperuntukkan bagi aktivitas ekonomi-perdagangan sekaligus pengembangan seni budaya daerah.
Sebagaimana pernyataa Plh Bupati Trenggalek Pariyo, Minggu, pembangunan Pasar Pon yang terletak di jantung Kota Trenggalek, Jawa Timur itu sudah dalam perencanaan nasional melalui program revitalisasi dengan anggaran mencapai Rp35 miliar lebih.
"Sudah diajukan sejak tahun lalu dengan sumber pembiayaan dari APBN," kata Pariyo.
Ia membantah peristiwa kebakaran yang meludeskan ratusan toko, kios dan lapak pedagang itu berkaitan dengan program revitalisasi yang sudah disiapkan.
Menurutnya kasus kebakaran masih terus diselidiki. Pemkab Trenggalek justru berharap pihak kepolisian segera menyelidiki penyebab kebakaran hebat yang melumat seluruh kompleks pasar dan melumpuhkan aktivitas ekonomi di pusat perdagangan tradisional itu demi menghindari spekulasi negatif.
"Biarkan pihak berwenang menyelidiki penyebab kebakaran. Jadi kami luruskan jangan terus dibangun opini (seolah) ini (sengaja) dibakar ini biar cepat biar cepat. Itu kurang benar menurut kami, biar penyelidikan berjalan dan hasilnya nanti segera diketahui bersama," kata Pariyo.
Sementara penyelidikan berlangsung, terhitung hari ini relokasi lapak-lapak pedagang mulai dilakukan.
Seluruh pedagang pasar pon akan dialihkan sementara di blok pasar basah dan terminal MPU yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi Pasar Pon yang terbakar.
Kios dan lapak darurat mulai dibangun. Namun dalam kondisi darurat, hanya sebagian kecil pedagang yang terlihat beraktivitas berjualan kembali.
"Proses relokasi kami upayakan penganggarannya jadi satu dengan program relokasi dalam paket revitalisasi yang sudah direncanakan sebelumnya," kata Pariyo.
Dalam rilis yang diunggah di blog resmi Humas Pemkab Trenggalek, pengembangan Pasar Pon masuk program anggaran 2018 dan diperkirakan menyedot biaya Rp35 miliar.
Pembiayaan revitalisasi bersumber dari APBN, namun untuk relokasi dianggarkan dalam APBD 2018 yang sedianya dimulai akhir tahun ini.
Sosialisasi bahkan telah dilakukan ke seluruh pedagang, dan diklaim tidak ada gesekan ataupun penolakan.
Pasar Pon yang baru didesain dua lantai dengan konsep modern namun tidak meninggalkan karakter Trenggalek.
Selain los pedagang dan lapak pedagang, di lantai bawah terdapat?hall yang cukup luas untuk?display?produk maupun kegiatan pameran seni dan budaya dan seminar.
Sementara, bagian atas pasar juga terdapat los pedagang.
Khusus lantai dua, dialokasikan untuk pedagang daging dan ikan.
Komoditas beraroma menyengat tersebut sengaja ditempatkan di bagian atas agar tak mengundang lalat.
"Lalat itu kan tidak bisa di ketinggian tertentu. Makanya yang basah-basah itu ditaruh atas," kata Arifin.
Sebelumnya, Wabup Trenggalek Mochammad Nur Arifin menjelaskan bahwa model Pasar Pon berbeda dengan pasar yang dibangun dengan anggaran dari pemerintah pusat, seperti Pasar Bendo, Trenggalek.
Pasar Bendo dibangun dengan model dan konsep yang sama dengan pasar di seluruh Indonesia sesuai rencana Kementerian Perdagangan.
"Pasar Bendo itu anggarannya cuma Rp6 miliar, ini kan butuh Rp35 miliar," kata Arifin
Spekulasi adanya keterkaitan antara rencana revitalisasi dengan onsiden kebakaran yang memporak-porandakan infrastruktur pasar tradisional terbesar di Trenggalek itu kini terus bergulir dalam perbincangan kasak-kusuk antarwarga maupun di komunitas medsos seperti Facebook, Instagram, Twitter maupun WhatsApp dan BBM. (*)