Surabaya (Antaranews Jatim) - Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi mengatakan, bahan produk susu kental manis (SKM) diambil dari peternak sapi lokal melalui koperasi di berbagai lokasi di Pulau Jawa.
"Jadi selama ini peternak sapi lokal menggantungkan kehidupan dari besarnya potensi pasar susu di Tanah Air, dimana salah satunya adalah produk susu kental manis. Hal ini berlaku sebaliknya, produsen susu kental manis juga sangat bergantung pada peternak sapi perah lokal untuk dapat menyediakan susu segar berkualitas baik untuk dapat memberikan produk terbaik bagi konsumen," kata Dedi dalam keterangan persnya yang diterima di Surabaya, Kamis.
Dedi mengatakan SKM diproduksi dari bahan dasar susu segar yang diserap dari ribuan sapi perah milik para peternak lokal, dan setiap harinya ribuan ton bahan baku susu segar telah melewati proses quality checking dari koperasi-koperasi susu setempat sebelum dikirimkan ke berbagai Industri Pengolahan Susu.
Ketua Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS), Aun Gunawan berharap pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan di industri susu dapat memiliki visi sejalan untuk mengembangkan industri ini yang memiliki potensi sangat besar.
"Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia masih tergolong rendah yaitu sebesar 12 liter per orang per tahun, dibandingkan negara-negara lain di ASEAN yang mencapai lebih dari 20 liter per kapita per tahun," kata dia.
Sementara itu, bahan baku produksi susu sebagian besar masih diimpor. Para peternak sapi lokal tengah berupaya untuk mengejar kebutuhan bahan baku susu segar untuk industri susu dalam negeri tersebut. Hal ini juga seharusnya sudah sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai swasembada susu.
"Oleh karena itu, perlu ditangkal kehadiran berbagai macam isu dalam pasar susu yang dapat menjadikan polemik dapat semakin memberatkan semua pihak di industri, terlebih lagi pasti akan berpengaruh pada pendapatan peternak sapi perah," katanya.
Apabila tidak ditangkal, potensi investor dalam membuka peluang membangun pabrik pengolahan susu atau peternakan susu jadi enggan berinvestasi jika harus berhadapan dengan kondisi – kondisi seperti itu.
Sementara itu, Kehadiran SKM telah dimulai sejak tahun 1870an dalam bentuk impor, tetapi secara perlahan dapat diproduksi secara mandiri di Indonesia.
Sejak saat itu, perusahaan susu kental manis secara rutin menyerap hasil susu produksi para peternak sapi perah lokal yang secara langsung telah membantu meningkatkan kesejahteraan para peternak sapi perah di Indonesia, termasuk para anggota GKSI yang jumlahnya mencapai 120.000 peternak.
Adapun, kapasitas produksi pabrik susu kental manis di dalam negeri saat ini mencapai 812.000 ton per tahun dengan nilai investasi mencapai Rp 5,4 triliun serta total penyerapan tenaga kerja sebanyak 6.652 orang.
Kementerian Perindustrian sendiri telah menetapkan industri pengolahan susu sebagai salah satu industri prioritas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Indonesia masih mengimpor susu sebesar 2,6 juta ton per tahun, dan pemerintah telah membuat roadmap pengembangan kluster industri pengolahan susu yang melibatkan peran dari semua pemangku kepentingan usaha persusuan. Roadmap itu ditetapkan dalam Peratu-ran Menteri Perindustrian No 122/M-IND/PER/10/2009.(*)
Bahan Produk Susu Kental Manis Diambil Dari Peternak Sapi Lokal
Kamis, 26 Juli 2018 10:46 WIB
Jadi selama ini peternak sapi lokal menggantungkan kehidupan dari besarnya potensi pasar susu di Tanah Air, dimana salah satunya adalah produk susu kental manis. Hal ini berlaku sebaliknya, produsen susu kental manis juga sangat bergantung pada peternak sapi perah lokal untuk dapat menyediakan susu segar berkualitas baik untuk dapat memberikan produk terbaik bagi konsumen