Surabaya (Antaranews jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendirikan posko di beberapa lokasi dan mengirim bantuan untuk warga terdampak gempa bumi di Sumenep, Madura, yang terjadi pada Rabu (13/6) malam.
“Pemprov gerak cepat untuk membantu para warga di sana, termasuk mendirikan posko-posko dan mengirim bantuan,” ujar Kepala Humas dan Protokol Pemprov Jatim Benny Sampir Wanto kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Langkah penanganan dampak bencana ini, kata dia, dikoordinir langsung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim yang dibantu oleh BPBD setempat, termasuk Dinas Sosial Provinsi.
Beberapa bantuan telah dikirimkan antara lain dua unit tenda serba guna, matras, tenda gunung 100 lembar, kasur 30 unit, selimut woll dan paket sandang, serta berbagai bantuan pangan, seperti lauk pauk, minyak goreng, mie instan, kecap dan ikan kaleng atau sarden.
Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jatim Budi Santosa, kata dia, juga sudah meluncur ke lokasi didampingi Dinas Sosial Provinsi Jatim untuk menyerahkan bantuan langsung ke korban.
Penanganan pascabencana ini, lanjut dia, dilakukan oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana), TNI/Polri dan dibantu oleh masyarakat setempat, ditambah personel Tagana yang terlibat berasal dari Sumenep sebanyak 37 orang dan Provinsi Jatim 20 orang.
Berdasarkan data BNPB, gempa bumi dengan kekuatan 4,8 SR terjadi pada Rabu malam pada pukul 20.06 WIB. BMKG melaporkan episenter gempa di darat pada jarak sekitar 6 kilometer arah Timur Laut Sumenep dengan kedalaman 12 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.
Gempa bumi yang terjadi ini merupakan jenis intraplate dengan hiposenter dangkal akibat aktivitas patahan lokal yang guncangannya dirasakan kuat selama lima detik.
Guncangan keras ini dirasakan masyarakat di Kecamatan Batu Putih meliputi Desa Bulaan, Desa Batu Putih Laok, Desa Bantelan, Desa Sergeng, dan di Kecamatan Dasuk di Desa Dasuk Timur.
Data sementara enam orang luka ringan, 25 unit rumah rusak berat, 52 unit rumah rusak ringan, satu unit masjid rusak berat, satu unit masjid rusak ringan, saty unit madrasah rusak berat dan satu unit pondok pesantren rusak ringan.(*)