Surabaya (Antaranews Jatim) - Komunitas warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang berada di Jawa Timur atau yang dikenal dengan nama Komunitas Klaten Perantauan Saling Sapa (KKPSS) memanfaatkan momentum bulan Ramadhan 2018 dengan mengadakan serangkaian kegiatan sosial, seperti membagikan paket takjil pada masyarakat hingga buka puasa bersama dan memberikan santunan kepada anak yatim dan dhuafa.
Ketua KKPSS Jatim selaku Ketua Penyelenggara, Slamet Riyanto, pada acara buka bersama serta pemberian bantuan untuk anak yatim piatu dan dhuafa di Surabaya , Sabtu mengemukakan kegiatan ini merupakan salah satu wujud kepedulian sosial anggota KKPSS Jatim.
“Kegiatan ini sebagai bagian dari pembelajaran kepada kita untuk melatih kepekaan sosial kita kepada orang-orang sekitar, dan juga hal ini bisa menjadi media untuk menambah semangat dalam bersilaturrahim dengan sesama muslim,” ujar Slamet.
Menurut dia, para anggota KKPSS Jatim terpanggil untuk mendonasikan sebagian rezekinya untuk sejumlah kegiatan sosial seperti bagi-bagi takjil dan pemberian santunan kepada anak yatim dan dhuafa.
Pada kesempatan yang sama Penasehat KKPSS Jatim, Edi Priyanto, yang turut serta hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa aksi sosial seperti pembagian paket takjil dan pemberian santunan yang dilakukan KKPSS Jatim sudah berlangsung rutin tak hanya setiap bulan Ramadhan.
Kegiatan-kegiatan seperti ini, kata dia, diharapkan akan bisa menggugah jiwa sosial anggotanya untuk tidak hanya berpikir dan bekerja demi kepentingan mereka sendiri-sendiri, tetapi juga ikut berperan dengan turut serta membantu warga dan masyarakat yang lain.
“Islam mengajarkan kepada para umatnya untuk saling membantu sesama saudaranya, terutama membantu yang sedang dalam keadaan kesusahan dan kesempitan hidup. Mereka yang keadaannya demikian itu di antaranya adalah anak- anak yatim piatu dan dhuafa”, ujar Edi menambahkan.
Karena itu, uluran tangan kita sebagai saudaranya tentu sangatlah berarti, tidak hanya dengan sekedar simpati saja, namun perlu adanya tindakan nyata dengan memberi bantuan materil berupa bingkisan dan santunan.
"Walaupun bantuan itu belum cukup memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya, akan tetapi paling tidak dapat memberikan semangat hidup bagi mereka, bahwa kita saudara-saudaranya masih mempunyai kepedulian terhadap mereka”, kata Edi menadaskan. (*)