Jember (Antaranews Jatim) - Direktur LSM Prakarsa Jawa Timur Madhekan mengatakan media memiliki peran yang strategis untuk mengurangi kasus stunting melalui pemberitaan karena media dapat menyebarkan informasi dan edukasi tentang stunting kepada masyarakat.
"Untuk mendapatkan dukungan publik bahwa isu stunting tersebut sangat penting, maka peran strategis media massa sangat dibutuhkan untuk memberikan porsi yang cukup besar dalam isu stunting itu," katanya dalam acara diskusi tentang stunting di Kabupaten Jember, Jumat sore.
Menurutnya peran media massa sangat menentukan dalam penyampaian dan penyebaran informasi karena media dianggap memiliki keunggulan yang dapat mempengaruhi masyarakat, sehingga diharapkan gaya hidup masyarakat berubah.
"Kami berharap media memiliki perhatian yang cukup besar terhadap kasus stunting di Jember melalui publikasi seperti talkshow di radio, televisi dan pemberitaan tentang isu-isu stunting untuk memberikan informasi kepada masyarakat," tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, dengan pemberitaan stunting yang mendapat perhatian besar diharapkan dapat mempengaruhi opini masyarakat dan berdampak pada kebijakan pemerintah juga yang dapat mengurangi kasus stunting serta penanganannya di Jember.
"Dengan perhatian media yang besar terhadap tema stunting, maka masyarakat diharapkan mendapat pengertian mendalam mengenai stunting pada anak, dampak yang ditimbulkan, serta cara mengatasinya," katanya.
Prakarsa Jatim bersama YAPPIKA sedang melaksanakan program Sahabat Anak Sehat di Kabupaten Jember dengan mengambil empat sampel desa yang tersebar di empat kecamatan untuk dilakukan penelitian dalam program dengan isu stunting itu.
Wilayah yang dijadikan objek penelitian sebanyak empat desa yakni Desa Sidomulyo di Kecamatan Silo yang mewakili daerah perkebunan, Desa Jatiroto di Kecamatan Sumberbaru yang mewakili daerah pertanian, Desa Puger Wetan dan Desa Grenden di Kecamatan Puger yang mewakiki daerah pesisir, serta Kelurahan Sumbersari DI Kecamatan Sumbersari yang mewakili daerah perkotaan.
Sementara salah seorang wartawan senior Aga Suratno mengatakan tidak hanya media yang memiliki peranan untuk mengurangi kasus stunting di Kabupaten Jember karena semua pihak harus dilibatkan untuk mengatasi persoalan stunting.
"Ketika ditemukan satu saja kasus stunting di daerah, maka itu sudah menjadi persoalan yang besar dan media juga akan mendukung untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang stunting," katanya.
Ia mengatakan media juga berperan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam isu stunting, namun terkadang kritik sosial yang disampaikan kepada publik dan disertai fakta tidak diterima atau ditindaklanjuti dengan baik oleh pemerintah daerah setempat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jember tercatat prevalensi stunting di Jember sebesar 17,73 persen atau sebanyak 29.020 balita yang tersebar hampir merata di 31 kecamatan di Jember, bahkan Kabupaten Jember dinyatakan siaga satu terhadap kasus stunting tersebut.
Kasus stunting terbanyak berada di 10 puskesmas di Jember yakni Puskesmas Jelbuk sebanyak 804 balita, Puskemas Arjasa (1.042 balita), Sumberjambe (1.635 balita), Mayang (1.192 balita), Paleran (699 balita), Cakru (483 balita), Rambipuji (1.002 balita), Kencong (640 balita), Sumberbaru (1.218 balita), dan Kasiyan (955 balita).(*)