Surabaya (Antaranews Jatim) - Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) Wilayah Jawa Timur menyatakan aksi terorisme berupa peledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo menurunkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di Kota Pahlawan dan sekitarnya.
"Dari sisi produksi, mencegah para pekerja untuk masuk kerja atau melakukan kegiatan produksi," kata Ketua Umum Japnas Jatim Mohammad Supriyadi kepada Antara di Surabaya, Senin.
Selain itu, lanjut dia, dari sisi logistik, adanya razia, pengamanan dan penutupan jalan mengganggu distribusi logistik regional. Secara makro, lanjut dia, mengganggu roda ekonomi baik mingguan, maupun bulanan, sehingga pertumbuhan ekonomi triwulanan terganggu.
"Dari sisi konsumsi juga mengurangi jumlah total konsumsi karena adanya penurunan pengunjung pada pusat perbelanjaan ritel maupun grosir," katanya.
Bahkan, lanjut dia, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada pembukaan perdagangan Senin pagi ini (14/5), hampir seluruh sektor saham kompak melemah akibat sentimen teror bom Surabaya dan Sidoarjo pada 13 Mei 2018.
Pada pra-pembukaan perdagangan, IHSG melemah 23,37 poin atau 0,39 persen ke level 5.933,461. Begitu pun dengan indeks LQ45 turun 0,61 persen ke posisi 956,135.
Pelemahan berlanjut dan IHSG dibuka terkoreksi semakin dalam 0,47 persen atau 29,98 poin ke level 5.928,845. Indeks LQ45 pun merosot 0,64 persen ke posisi 955,863.
Sebanyak 108 saham merosot, 107 saham stagnan, dan 80 saham menguat. Total frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 20.484 kali dengan volume 466,4 miliar saham senilai Rp 417,6 miliar.
Adapun korban meninggal dalam teror bom di tiga gereja di Surabaya Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Jalan Ngagel, GKI Jalan Diponegoro dan GPPS Jalan Arjuna hingga saat ini adalah 14 orang. Sedangkan yang luka ada 43 orang.
Sementara korban dalam teror di Wonocolo, Sidoarjo Minggu (13/5) malam ada tiga orang. Sehingga total dua wilayah adalah 17 meninggal dan 45 luka. (*)