Surabaya (Antaranews Jatim) - PT Crowde Membangun Bangsa mengajak masyarakat Surabaya untuk ikut membantu permodalan petani melalui aplikasi berbasis android buatan mereka yakni Crowde P2P Lending.
Head of Marketing at Crowde Afifa Urfani di Surabaya, Selasa mengatakan latar belakang mereka membuat aplikasi itu karena saat ini alih fungsi lahan pertanian sebagai perumahan rata-rata mencapai 1.4000 hektare setiap tahun atau dalam sebulan 117 hektare lahan berkurang untuk perumahan.
"Jika tidak ditangani dengan serius, Jawa Tumur akan mengalami banyak kerugian dalam perekonomian seperti kekurangan stok pangan, terutama pada komoditas beras," kata dia.
Afifa mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui peraturan daerah tentang tata ruang menetapkan lahan pertanian berkelanjutan seluas 1.017.596 hektare untuk terus mencegah adanya konversi lahan lanjutan. Diharapkan, lahan pertanian yang masih ada akan tetap peruntukannya dan memunculkan lahan-lahan pertanian baru.
"Berangkat dari itu, hadir aplikasi Crowde P2P Lending. Sebuah aplikasi yang memudahkan masyarakat untuk mulai memodali, memilih dan memantau proyek petani. hingga memperoleh `return` dengan memberikan modal mulai Rp10 ribu," ujarnya.
Dijelaskannya, aplikasi ini diperuntukan bagi masyarakat yang ingin mengakses secara langsung proyek yang akan dimodali atau yang sedang benalan, di mana pun dan kapanpun.
"Dengan skema `crowd lending`, Crowde menjadi wadah bagi para pemodal untuk bergotong royong membantu petani indonesia. Melalui aplikasi ini, seluruh masyarakat dapat melakukan registrasi, memilih proyek tani yang ingin diberi modal, menghitung proyeksi keuntungan dari proyek tani bersangkutan," tuturnya.
Selain itu, masyarakat juga bisa melakukan transaksi secara ilangsung, hingga mengawasi berjaiannya proyek tersebut meialui laporan yang dikirim secara berkala oleh Crowde.
"Hingga saat ini total petani yang sudah diberikan modal melalui Crowde 6.085 petani. Masyarakat yang sudah memberikan pemodalan sebanyak 14.000 orang. Sementara dana yang disalurkan Rp8,7 miliar," kata dia.(*)