Jember (Antaranews Jatim) - Harga telur dan daging ayam ras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Jember, Jawa Timur, merangkak naik menjelang datangnya bulan suci Ramadhan 1439 Hijriah.
"Harga telur ayam sempat fluktuatif pada pertengahan April 2018, namun menjelang akhir April hingga awal pekan Mei ini harganya terus naik, yakni berkisar Rp23.000 hingga Rp24.000 per kilogram," kata Fauzan, salah seorang pedagang di Pasar Tanjung, Jember, Jumat.
Menurutnya harga telur ayam normalnya berkisar Rp18.000 hingga Rp19.000 per kilogram, namun tingginya permintaan akan komoditas tersebut ditambah dengan pasokan dari peternak ayam petelur yang berkurang menyebabkan harga telur ayam ras naik.
"Biasanya para pedagang mendapat kiriman telur dari Kabupaten Blitar yang menjadi daerah sentra telur ayam ras, namun kiriman telur dari luar daerah juga berkurang dari biasanya, sehingga stok telur ayam ras menipis," tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, biasanya permintaan telur ayam ras meningkat tajam saat momentum Ramadhan karena banyak masyarakat yang membuat kue kering dan berbagai olahan kue Lebaran yang membutuhkan telur ayam.
"Para pedagang juga berharap pasokan telur tetap ada dari peternak lokal maupun luar daerah karena kebutuhan telur ayam ras di pasaran akan terus meningkat menjelang Ramadhan hingga Lebaran 2018," katanya.
Sementara itu, pedagang daging ayam ras di Pasar Tanjung Zubaidah mengatakan harga daging ayam ras terus merangkak naik menjelang Ramadhan karena tingginya permintaan masyarakat di pasaran.
"Harga daging ayam ras sepekan terakhir berkisar Rp33.000 hingga Rp34.000 per kilogram, padahal sebelumnya harga berkisar Rp28.000 hingga Rp29.000 per kilogram," katanya.
Ia memprediksi harga daging ayam ras akan terus naik hingga menjelang Lebaran 2018 karena kebutuhan akan komoditas tersebut terus meningkat dan pasokan dari peternak ayam juga berkurang karena berbagai faktor.
Sementara Kasi Ketersediaan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan M. Muin mengatakan pasokan telur ayam dan daging ayam ras dari peternak juga berkurang karena saat ini pemerintah melarang penggunaan vaksin yang biasanya digunakan oleh peternak.
"Vaksin tersebut dilarang digunakan karena dapat membahayakan kesehatan masyarakat yang mengonsumsi daging dan telur ayam, namun di sisi lain tanpa vaksin tersebut berdampak pada lambatnya pertumbuhan ayam," tuturnya.
Kondisi tersebut, lanjut dia, menyebabkan stok daging ayam maupun telur ayam ras berkurang dari biasanya, sehingga berdampak pada naiknya harga komoditas pangan tersebut.(*)
Jelang Ramadhan, Harga Telur dan Daging Ayam di Jember Melambung Tinggi
Jumat, 4 Mei 2018 11:40 WIB
Vaksin tersebut dilarang digunakan karena dapat membahayakan kesehatan masyarakat yang mengonsumsi daging dan telur ayam, namun di sisi lain tanpa vaksin tersebut berdampak pada lambatnya pertumbuhan ayam